Klaten, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau kepada keluarga tak mampu agar tidak merasa kecil hati karena tidak mampu menyekolahkan anaknya. Di hadapan warga Klaten, Jokowi menyampaikan, bukan tidak mungkin nantinya presiden Indonesia merupakan anak dari penerima Kartu Indonesia Pintar.
"Siapa tahu siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) nantinya jadi presiden. Siapa sangka presiden lahir di pinggir kali," ujar Jokowi saat menyampaikan kata pengantarnya sebelum pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Sekolah Dasar Temuwangi 2, Klaten, Senin (4/5).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi membagikan KIP secara simbolis kepada sepuluh siswa yang terdiri dari siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuannya itu, Jokowi mengingatkan para siswa untuk tidak menyerah dalam mengenyam pendidikan, meski kondisi ekonomi keluarga terhimpit. Jokowi pun mengisahkan masa kecilnya yang bersekolah tanpa mengenakan sepatu.
"Ini masih pakai sepatu. Dulu saya sekolah tidak pakai sepatu. Orangtua juga tidak mampu," kenang Jokowi.
Dia kemudian menanyakan cita-cita seorang pelajar SMK yang kebetulan memiliki nama yang sama dengannya, Joko. Siswa itu mengaku sangat ingin kelak menjadi seorang pelayar.
Joko, yang mengaku dalam satu hari belajar selama 1.5 jam mendapat tantangan dari Jokowi. Joko diminta untuk menambahkan jam belajarnya.
"Belajar kok 1,5 jam? Mau jadi pelayar, palingan tidur hanya satu jam. Belajar lagi. Sanggup tidak?"
Setelah mendengar jawaban sanggup dari siswa Klaten itu, Jokowi pun kembali mengungkapkan masa kecilnya. Dia mengaku, pada masa sekolah dirinya dapat melahap buku hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.
"Pagi, siang, dan malam berlajar tiada henti. Siap enggak?" kata Jokowi menyisipkan semangat kepada puluhan siswa.
Dalam kesempatan ini, dibagikan KIP kepada 477 siswa Klaten. Untuk kucuran dana kepada siswa SD/sederajat pemegang KIP pemerintah memberikan uang tunai sebesar Rp 450 ribu per tahun. Sementara, siswa SMP/sederajat akan menerima 750 ribu per tahun, dan siswa SMA/sederajat mendapatkan Rp 1 juta per tahun.
"Saya minta para orangtua dan guru mengawasi anak-anak. Anak-anak belajar harus dipantau. Tidak bisa anak-anak dibiarkan begitu saja. Sering-sering beritahu anak-anak agar bisa berguna," katanya.
(meg)