Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Koalisi Merah Putih mengapresiasi pidato politik yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) beberapa saat lalu.
"Pidatonya bagus," ujar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (6/5).
Selain Prabowo, Ketua Umum Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali Aburizal Bakrie (Ical) turut memberikan respon positif atas pidato yang disampaikan oleh Jokowi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pidatonya bagus. Padat dan sangat jelas," jawab Ical singkat sebelum meninggalkan Balai Sudirman.
Beberapa saat sebelumnya, Jokowi menyampaikan pidato politik yang intinya mengapresiasi kebersamaan diantara para petinggi partai politik Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah di acara pelantikan PAN. Bahkan, sebelum memberikan pidato, Jokowi sempat menghampiri dan memeluk Prabowo.
Tidak berhenti di situ, Jokowi juga menghampiri dan menyalami satu-persatu petinggi partai politik yang bergabung dalam KMP seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Umum PPP Djan Faridz.
"Malam ini saya sangat berbahagia karena akhirnya KMP dan KIH semuanya hadir bersama di dalam Rakernas dan pelantikan pengurus PAN," ujar Jokowi dalam membuka pidato politiknya.
"Ini yang namanya kebersamaan. Ini kerukunan dan persatuan," katanya. ( Baca juga:
Pelukan Jokowi ke Prabowo Hiasi Pelantikan Pengurus PAN)
Sejak masa pemilihan presiden 2014, peta politik tanah air terbagi dalam dua kekuatan besar yang mendukung dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Digawangi oleh PDIP, PKB, NasDem, dan Hanura, Koalisi Indonesia Hebat terbentuk pasca pilpres untuk pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Koalisi ini juga disokong PKPI sebagai partai di luar parlemen.
Sementara di pihak berseberangan, Koalisi Merah Putih beranggotakan Partai Golkar, Gerindra, PKS, PAN, dan PPP. Mereka adalah partai politik yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pilpres lalu. Sementara Partai Demokrat mengklaim diri sebagai partai penyeimbang meski dalam beberapa keputusan politiknya sejalan dengan KMP.
Meski sampai saat ini dua koalisi ini masih sering disebut, sejumlah pihak ragu koalisi partai politik ini akan permanen mengingat adanya perbedaan kepentingan antar parpol itu sendiri. Belum lagi koalisi di tingkat pusat itu belum tentu akan diikuti oleh pengurus partai di daerah untuk mengajukan nama calon kepala daerah. (Baca juga:
PAN Pastikan KMP Tak Paksa Konsolidasi di Pilkada)
(sur)