Andi Widjojanto Bela Diri Soal Sorotan Negatif Pemberitaan

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2015 19:11 WIB
Andi Widjojanto mengakui kapasitasnya sebagai Sekretaris Kabinet bukan untuk tampil dan memberikan keterangan kepada media, melainkan bekerja di balik layar.
Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto di halaman depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (18/11).
Jakarta, CNN Indonesia -- Political Communication (PolComm) Institute merilis rapor menteri-menteri Kabinet Kerja berdasarkan pemberitaan media terkait kinerja mereka selama enam bulan. Dalam rilis tersebut, lima menteri memiliki intonasi pemberitaan negatif, di antaranya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Menanggapi hal itu, Andi berpandangan, sebagai sekretaris kabinet memang seharusnya dia tidak bertugas untuk memberikan informasi kepada media.

"Ya mestinya saya memang tidak muncul di pemberitaan. Mestinya, saya itu back office. Jadi kami menyiapkan Tim Komunikasi Presiden," ujar dia di Auditorium Gedung III Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (11/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ditugaskan untuk memberikan beberapa informasi ke media. Tapi idealnya Sekretariat Kabinet, Seskab itu back office, tidak muncul di media. Karena itu saya mengatakan ke teman-teman, diusahakan pertanyaannya ke kementerian atau lembaga terkait, karena tugas saya itu back office, di belakang," kata dia menjelaskan.

Andi mengaku tidak tahu indikator apa yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengukur kinerja para menteri. Yang jelas, sang Kepala Negara memiliki mekanisme sendiri untuk mengevaluasi menteri.

"Presiden punya mekanisme sendiri untuk melakukan evaluasi menteri. Dan itu prerogatif Presiden. Saya tidak tahu. Saya rasa juga mungkin hanya Presiden berbicara dengan Wapres (Wakil Presiden Jusuf Kalla). Saya tidak tahu," kata dia.

Survei Polcomm Institute tersebut dilakukan dengan teknik pengumpulan data berupa berita sebanyak 32.046 berita di media massa nasional. Metode riset yang digunakan adalah analisis kandungan berita dan discourse analysis dengan periode pemberitaan dari 6 Oktober 2015 hingga April 2015 dan periode riset 1 sampai 7 Mei 2015. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER