Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menyaipkan Tim Komunikasi Presiden.
"Arahan Presiden yang dibentuk adalah Tim Komunikasi Presiden," ujar Andi di Aula Serbaguna Gedung 3 Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (11/5).
Andi menyampaikan, Keputusan Presiden (Keppres) pembentukan tim tersebut sudah keluar. Tim ini akan diisi oleh dua orang staf khusus presiden, yakni Teten Masduki dan Sukardi Rinakit. (Baca juga:
JK: Keputusan Reshuffle Tunggu Waktu yang Tepat)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka berdua yang nanti akan mengkonsolidasikan Tim Komunikasi Presiden," kata dia.
Namun, Andi enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kedua orang itu. "Ditanyakan ke mereka berdua, karena itu perintah. (Mereka mendapat komando) langsung di bawah Presiden," ujar dia.
Nama Sukardi Rinakit muncul ke permukaan ketika dia disebutkan menjadi Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggantikan Mardiasmo yang sekarang menjadi Wakil Menteri Keuangan. (Baca juga:
Hasto Bantah Sutiyoso Soal Sekretariat Bersama)
Penunjukkan Sukardi dilanjutkan penolakkannya menjadi Komisaris Utama BTN membuatnya makin jadi perbincangan. Dia mengatakan sengaja menolak jabatan di BTN, sebab perbankan bukan bidang yang ia kuasai. Sukardi merasa pengetahuannya soal itu sangat minim sehingga justru bisa menghambat kinerja BTN.
Nama Sukardi direkomendasikan sebagai Komisaris Utama BTN oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Hal itu sempat membuat geger karena Sukardi sejak lama diketahui pakar politik, bukan perbankan. Banyak yang menyebut, jabatan di Komisaris Utama terkait dengan peran dia saat Pilpres sebagai tim sukses Jokowi. (Baca juga:
Tolak Jabat Komisaris BTN, Sukardi Rinakit Jadi Staf Menteri)
Kementerian BUMN telah mencoba mengkonfirmasinya soal penunjukan dia selaku Komisaris Utama BTN, namun Sukardi kerap tak bisa dihubungi. "Telepon saya belakangan sering hang, maklum ponsel tua," kata dia. (Baca juga:
Kantor Staf Kepresidenan Tak Punya Wewenang Nilai Menteri)
Sukardi membantah penunjukan dia dan sejumlah tim sukses Jokowi lainnya dalam rangka balas budi. "Itu bukan bagi-bagi kue kekuasaan. Yang jelas saya bukan bankir," ujarnya.
Sukardi merupakan pengamat politik sekaligus Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Saat Pilpres kemarin, dia masuk dalam tim sukses Jokowi. Usai penolakan itu, Sukardi kepada CNN Indonesia menyatakan akan mendapatkan posisi sebagai Staf Khusus Mensesneg.
"Saya sudah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pak Pratikno dan saya akan mendapat posisi sebagai Staf Khusus Mensesneg," kata Sukardi. Salah satu tugas Sukardi nantinya ialah membantu membuat pidato Presiden Jokowi. "Ini jelas bidang saya," lanjutnya.
Sebelum bergabung dengan SSS, Sukardi pernah menjadi penulis pidato menteri dalam negeri dan analis politik menteri pertahanan. Latar belakangnya sebagai peneliti terbilang cocok untuk pekerjaan-pekerjaan semacam itu. (Baca juga:
Menunggu Lobi Makan Siang Jokowi yang Sederhana)Mantan peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta itu mengantongi gelar Doktorandus dari FISIP Universitas Indonesia, Magister dari National University of Singapore, dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari Political Science Department National University of Singapore.
(pit)