Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendorong pemerintah dan penegak hukum untuk terus melakukan pengusutan atas hilang dan meninggalnya beberapa aktivis saat peristiwa Mei 1998 terjadi 17 tahun lalu.
Djarot merasa, hilangnya beberapa aktivis saat kerusuhan besar terjadi di Jakarta pada 17 tahun silam sangat penuh dengan keganjilan. Peristiwa yang memakan banyak korban itu hingga sekarang memang tidak jelas siapa penanggung jawabnya.
"Itu (hilang dan meninggalnya beberapa aktivis di tahun 1998) harus ditelusuri. Kan aneh, ada yang meninggal, ada yang terluka, terus yang tanggung jawab siapa? Tidak ada," kata Djarot kepada CNN Indonesia di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Djarot, langkah Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengupayakan rekonsiliasi antara keluarga korban Peristiwa Mei 1998 dengan beberapa pihak yang diduga bersalah sudah sangat tepat. Namun, ia meminta agar pengusutan atas siapa aktor di balik hilang dan terbunuhnya beberapa aktivis 17 tahun lalu tetap dilakukan oleh Pemerintah dan aparat kepolisian hingga masalah tersebut tuntas nantinya.
(Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Mei 98 Kecewa dengan Jokowi)"Rekonsiliasi
it's okay, Tetapi mencari siapa yang bertanggung jawab (atas Peristiwa Mei 1998) itu harus lah. Kalau rekonsiliasi itu harus dilakukan supaya tidak terjebak mundur terus, harus menatap ke depan," ujar Djarot.
"Rekonsiliasi harus dilakukan supaya kita bisa mengubur masa lalu dan untuk masa depan yang lebih baik. Tidak boleh ada dendam kesumat ya (karena Peristiwa Mei 1998)," kata Djarot berpesan.
Berdasarkan laporan "Sujud di Hadapan Korban Tragedi Jakarta Mei 1998" yang dikeluarkan oleh Tim Relawan untuk Kemanusiaan, setidaknya ada 1.217 jiwa yang meninggal, 91 orang luka, serta 31 orang hilang akibat Tragedi Mei yang terjadi pada 13 hingga 15 Mei 1998.
(Baca Juga: Tak Diakui Negara, Korban Perkosaan Mei 98 Pilih Bungkam)Selain terjadi pembunuhan, juga terjadi kekerasan seksual pada masa itu. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Mei 1998 telah memverifikasi adanya 85 perempuan korban kekerasan seksual yang berlangsung dalam rangkaian kerusuhan Tragedi Mei 1998 dengan rincian 52 korban perkosaan, 14 korban perkosaan dengan penganiayaan, 10 korban penyerangan dan penganiayaan seksual, dan sembilan korban pelecehan seksual.
(sip)