Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh agama Abdullah Gymnastiar menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi bernegara saat ini. Pria yang akrab disapa Aa Gym ini menilai, perpolitikan dan penegakan hukum di Indonesia tidak stabil dalam enam bulan pertama pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Banyak partai politik yang pecah, padahal partai merupakan fondasi untuk membangun negeri. Masyarakat juga pasti merasakan KPK semakin lemah," kata Aa Gym kepada CNN Indonesia, kemarin.
Ia menduga, pangkal dua persoalan tadi adalah kepemimpinan yang lemah dan tidak mandiri. Tanpa menuding satu pihak, dia menyebut ada kekuasaan besar yang mengendalikan presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang memang terasa seperti itu. Tidak ada gebrakan apapun. Ada penguasa lain yang bermain di belakang presiden. Itu yang membuat presiden kita lemah," ujarnya.
Perselisihan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri jadi sorotan pengasuh Pesantren Daarut Tauhiid ini. Aa Gym melihat adanya fenomena bawahan yang tidak patuh terhadap atasan. Menurutnya hal tersebut tidak akan terjadi jika presiden memiliki kepemimpinan yang kuat.
"Kalau presidennya kuat dan memimpin dengan baik, bawahanmya pasti akan mengikuti dengan baik. Sebaliknya, kalau pengikutnya membangkang, kemungkinan pemimpinnya yang tidak baik. Itu rumus dasarnya," kata Aa Gym. (Baca juga:
Romo Magnis: Pemerintahan Jokowi Tidak Kompeten)
Wacana reshufle kabinet yang bergulir belakangan ini pun disetujuinya, jika pejabat di sekitar presiden memang terbukti mengedepankan kepentingan individu dan kelompok mereka, Aa Gym berkata, kemampuan memimpin bukanlah satu-satunya syarat menjadi presiden, tapi juga dukungan bawahan yang tidak haus kekuasaan.
"Perlu ada dukungan dari bawahan yang patuh pada pemimpin, sekali lagi itu masuk rumus dasar," tegas Aa Gym. (Baca juga:
Berkinerja Buruk, Kepala Bappenas Kena Semprot Jokowi)
(pit)