Jokowi Semprot Menteri, MenPAN Sebut Sebagai Tanda Evaluasi

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2015 18:25 WIB
Jokowi memperingatkan beberapa menteri yang kinerjanya kurang maksimal dan menghentikan waktu berleha-leha. Hal ini terlihat dari rendahnya serapan anggaran.
Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Kabinet bersama seluruh Menteri Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/5). Presiden menegur beberapa kementerian untuk menyelesaikan administrasi penganggaran, karena akan menimbulkan masalah dalam pencairan anggaran, serapan anggaran, dan berimbas melemahnya pertumbuhan ekonomi. (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Kabinet Paripurna sempat memberikan peringatan kepada beberapa menteri yang dinilai kinerjanya kurang maksimal. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyebut hal tersebut sebagai pertanda bahwa Jokowi sudah memiliki bahan evaluasi menterinya.

Menurut Yuddy, Presiden ingin para menteri Kabinet Kerja segera melaksanakan program-program pemerintah, sehingga anggaran dapat segera terserap. Tak hanya itu, Jokowi pun menegaskan bahwa dalam kurun waktu yang menginjak tujuh bulan ini para menteri seharusnya bekerja menjalankan program-programnya, bukan sibuk dengan urusan kelembagaan.

"Presiden sudah memberikan peringatan kepada menteri-menterinya bahwa waktu sudah habis untuk leha-leha, harus bekerja. Sudah diingatkan sebelumnya tentang pentingnya serapan anggaran," ujar Yuddy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan warning seperti itu, maka dapat disimpulkan Presiden sudah memiliki bahan evaluasi terhadap masing-masing menterinya," kata dia menyimpulkan. (Baca juga: Andi Widjojanto Bela Diri Soal Sorotan Negatif Pemberitaan)

Meski demikian, Yuddy enggan memberikan komentar lebih detail ketika ditanya mengenai evaluasi menteri yang dimaksud. Alih-alih, ia hanya tersenyum dan melangkah masuk ke dalam Istana untuk menghadiri rapat Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin langsung oleh Jokowi.

Sebelumnya, dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar Rabu (13/5) malam, dengan nada agak meninggi Presiden Jokowi mengatakan, "sebelum masuk kepada rencana kerja pemerintah tahun 2016, saya ingin memperingatkan kembali masalah yang berkaitan dengan organisasi kementerian."

"Hati-hati, karena masalah kelembagaan ini rentetannya bisa masuk pada masalah pencairan anggaran. Pencairan anggaran bisa masuk kepada serapan anggaran. Serapan anggaran bisa masuk kepada pengaruh pertumbuhan ekonomi, melemahnya ekonomi dan lain-lainnya. Hati-hati," ujar dia memperingatkan. (Baca juga: Hasil Survei Menteri Bidang Politik dan Ekonomi Negatif)

Presiden menyampaikan, ia sebenarnya  sudah mengingatkan kementerian-kementerian itu sejak Januari. "Tapi mungkin belum banyak punya feeling bahwa ini akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi, melemahnya ekonomi, sehingga sampai sekarang masih ada yang belum Perpres (Peraturan Presiden) nomenklatur kementeriannya saya tandatangani. Ada lima kementerian," ujar dia.

Selain seluruh menteri Kabinet Kerja, Sidang Kabinet Paripurna kali ini dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.

Beberapa hari belakangan memang berhembus kuat kabar bahwa Presiden Jokowi akan merombak kabinetnya. Hal itu dilakukan karena beberapa menteri dianggap bekerja kurang maksimal dan tidak sesuai harapan. (Baca juga: Yasonna Sebut Kisruh Golkar dan PPP Bikin Kinerjanya Anjlok) (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER