Jakarta, CNN Indonesia -- Unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional di depan Istana Merdeka, Rabu (20/5) mulai rusuh. Meski demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap melanjutkan agenda kerjanya seperti yang ia lakukan setiap hari.
Suara ribut aksi demonstrasi yang berlangsung sejak siang hari ini memang terdengar hingga lingkungan dalam Kompleks Istana Kepresidenan. Namun, kegiatan di dalam Istana berlangsung seperti tak ada kejadian apapun di luar. (Baca juga:
Demonstran Bakar Boneka Pocong 'Jokowi' di Depan Istana)
Sejak pukul 09.00 WIB pagi tadi, Presiden menerima kedatangan para delegasi Bank Dunia. Setelah acara tersebut, pada pukul 11.00 WIB, Jokowi seharusnya menghadiri acara Peresmian Pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-39 Asosiasi Perminyakan Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Namun ia memutuskan untuk tidak datang beberapa saat sebelum acara dan mengutus Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk mewakilinya meski akhirnya JK pun tak datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, Presiden menerima kedatangan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang melaporkan hasil kunjungan pengecekan harga beras di Pasar Cibinong. (Baca juga:
Ada Kemungkinan Jokowi Temui Demonstran 20 Mei Besok)
Jokowi juga menunda acara penerimaan delegasi Nippon Steel dan Sumitomo Metal Corporation yang seharusnya dilakukan di Kantor Presiden pada pukul 13.00 WIB. Ia lantas langsung melanjutkan agenda selanjutnya, yakni menggelar rapat terbatas dengan topik perkembangan tindak lanjut investasi Tiongkok dan Jepang serta pembahasan soal Light Rapid Transportation (LRT) bersama menteri terkait.
Presiden baru saja merampungkan agenda resmi terakhirnya untuk hari ini, yakni pemberian penghargaan kepada pihak terkait yang telah mendukung kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Keuangan Republik Indonesia di Istana Negara.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, menjelang petang, semangat aksi pengunjuk rasa di depan Gedung Istana Merdeka kian menggelora. Ratusan peserta aksi yang didominasi oleh kalangan mahasiswa tanpa henti meneriakkan segala jenis tuntutan terhadap pemerintahan Joko Widodo. (Baca juga:
PDIP: Unjuk Rasa Jangan Sampai Gulingkan Jokowi)
Setelah terjadi insiden bakar ban, peserta aksi kali ini menarik pagar kawat duri yang membatasi areal steril Istana dengan ruas jalan yang menjadi titik lokasi demonstrasi.
Aksi tersebut mendapat respons dari pihak kepolisian. Tarik-menarik pagar kawat duri pun tak terhindarkan. Polisi berusaha menenangkan massa aksi namun pagar kawat duri tetap dipaksa ditarik oleh pengunjuk rasa.
Peristiwa tersebut sempat memicu ketegangan kecil antara pihak aparat kepolisian dengan massa pengunjuk rasa. Mulanya hanya satu botol air mineral yang melayang dan mendarat persis di depan barisan polisi yang bersiaga. Namun aksi itu memicu peserta aksi lainnya untuk melakukan hal yang sama. Botol-botol pun berhamburan melayang ke arah barisan polisi.
Insiden kecil itu tak berlangsung lama. Pihak kepolisian berusaha menahan diri dan tetap mengutamakan pendekatan persuasif. Pagar kawat duri akhirnya ditarik kembali oleh pihak kepolisian dan peserta aksi kembali berorasi diselingi yel-yel perjuangan. "Revolusi! Revolusi! Revolusi sampai mati!" teriak mereka. (Baca juga:
Ahok Maknai Hari Kebangkitan Nasional dengan Kerja Keras)
Unjuk rasa pada Hari Kebangkitan Nasional, dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa. Para demonstran berkumpul terlebih dahulu di Bundaran Hotel Indonesia sebelum bergerak ke beberapa sasaran lokasi.
Berdasarkan keterangan Divisi Humas Polda Metro Jaya, hari ini akan ada sejumlah kegiatan massa seperti unjuk rasa, mimbar bebas, dan aksi mogok. Lokasi yang menjadi titik aksi yaitu Istana Negara, Gedung KPK, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, DPR/MPR serta beberapa lokasi strategis lainnya.
Pada apel gelar pasukan di halaman Mapolda Metro Jaya, Selasa (19/5) kemarin, Inspektur Jenderal Pol. Unggung Cahyono menyatakan bahwa kepolisian bekerja sama dengan TNI akan mengerahkan kurang lebih sebanyak 7 ribu personelnya. “Semua untuk mengamankan jalannya unjuk rasa di beberapa titik di DKI Jakarta saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional,” ujar Unggung.
BACA FOKUS:
Di Balik Aksi Kebangkitan Nasional (hel)