Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu anggota tim panitia seleksi terpilih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Meuthia Ganie Rochman, mengatakan calon komisioner KPK mesti paham metode komunikasi sosial yang efektif. Hal itu dinilai penting untuk menggalang dukungan politis kepada lembaga anti rasuah tersebut.
"Dalam situasi sulit seperti sekarang ini, harus ada kepemimpinan politik kuat yang mendukung lembaga anti korupsi. Oleh karena itu, butuh sosok yang benar-benar paham metode komunikasi sosial tidak sekadar mampu saja secara individual," kata Meuthia dihubungi CNN Indonesia, Kamis (21/5).
Meuthia terpilih menjadi salah satu dari sembilan anggota Pansel calon pimpinan KPK yang diumumkan Presiden Joko Widodo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis ini.
(Lihat Juga: Jokowi Umumkan Sembilan Nama Anggota Tim Pansel KPK)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyebutkan tim pansel yang keseluruhannya perempuan tersebut dipilih dari berbagai latar belakang seperti ahli hukum pidana, tata negara dan hukum bisnis. Tak hanya itu, ada pula ahli ekonomi manajemen organisasi, psikolog, sosiolog dan tata kelola pemerintahan.
Meuthia sendiri merupakan anggota tim yang datang dari latar belakang akademisi. Dia saat ini mengajar sosiologi korupsi di jurusan Sosiologi di Universitas Indonesia.
Menurut Meuthia, kemampuan komunikasi sosial yang kuat dari calon pimpinan KPK akan mampu mendorong dukungan dari kalangan masyarakat sipil serta tokoh politik yang progresif untuk membangun dan memperkuat KPK.
(Baca Juga: Seluruh Anggota Pansel KPK Wanita Penuhi Kriteria Jokowi)"Persoalan korupsi lebih luas di Indonesia. Dia harus bisa melakukan kontak sosial akibat minimnya dukungan serta mengurangi korupsi dengan program yang lebih baik dari sebelumnya," kata dia menegaskan.
Di sisi lain, Meuthia berpandangan minimnya dukungan politis atas lembaga anti rasuah bisa menyebabkan calon dengan kualitas terbaik enggan untuk bergabung.
"Calon itu bisa berpikir 'saya akan menghabiskan energi sia-sia di lembaga ini'. Kami khawatir kondisi situasi politik seperti ini akan membuat yang terbaik jadi agak ragu untuk bergabung," ujar dia menjelaskan.
Namun, dia optimis pihaknya akan bisa mendapatkan calon terbaik untuk mengisi posisi pimpinan KPK tersebut. "Kami sudah bertekad akan mendapatkannya. Saat ini kami sedang berdiskusi kriteria calon seperti apakah yang tepatnya dibutuhkan KPK," kata dia enggan menyebutkan lebih jauh mengenai siapakah nama-nama calon ideal pimpinan KPK tersebut.
(utd)