Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto menilai tim panitia seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bentukan Presiden Joko Widodo sebuah keputusan jalan tengah. Nico menganggap dipilihnya sembilan perempuan bisa diandalkan untuk menjadi jalan keluar dari tarik-menarik berbagai kepentingan.
"Ini sebuah keputusan yang out of the box dari Presiden Joko Widodo. Tim Pansel kali ini patut mendapat apresiasi," kata Nico di sela sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (23/5).
Menurut Nico, nama-nama yang mengisi Tim Pansel kali ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sembilan perempuan yang ditunjuk menyeleksi calon pimpinan KPK murni datang dari beragam keahlian.
(Baca Juga: Jokowi Umumkan Sembilan Nama Anggota Tim Pansel KPK)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya ini sesuatu yang mengejutkan. Tapi mengejutkan yang menggembirakan," kata Nico.
Berdasarkan hasil analisa Populi Center, tanggapan masyarakat terhadap Tim Pansel positif sejak nama-nama diumunkan 21 Mei. Di media sosial, Nico mengaku hanya mendapati empat persen tanggapan negatif terhadap keberadaan Tim Pansel saat ini.
Terlepas dari pemilihan gender, kata Nico, ada hal yang lebih penting yang diperhatikan oleh Jokowi yakni soal komposisi. Tim pansel telah melingkupi semua unsur profesi yang bisa diandalkan dalam hal integritas profesionalisme.
(Baca Juga: Fadli Zon Minta Ketua Pansel KPK Tak Rangkap Jabatan)"Mereka tidak punya beban politik dan lebih independen," kata Nico.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan sembilan nama anggota Tim Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(Lihat Juga: Jokowi Bantah Ketua Pansel KPK Rangkap Jabatan)"Pertama, saya ingin menekankan komitmen saya pada pemberantasan korupsi. Semua berkepentingan untuk melawan korupsi. Ini kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Indonesia bisa bangkit menjadi bangsa yang besar kalau kita bebas dari korupsi," ujar Jokowi ketika membuka pernyataan persnya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (21/5).
Oleh sebab itu, kata Presiden, semua pihak harus meningkatkan komitmen, kompetensi, dan sekaligus bersinergi untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi.
"Saya menaruh harapan besar kepada Kepolisian, KPK, dan Kejaksaan. Tiga lembaga ini harus bersih dan kuat, harus dipercaya masyarakat, dan harus saling bersinergi," kata dia
Kesembilan nama tersebut adalah Destry Damayanti, Enny Nurbaningsih, Harkristuti Harkrisnowo, Betti S. Alisjahbana, Yenti Garnasih, Supra Wimbarti, Natalia Subagyo, Dani Sadiawati dan Meuthia Ganie Rochman.
(utd)