Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat ingin selektif bila Badan Reserse Kriminal Polri membangun kantor yang baru. Wakil Ketua Komisi III Desmond J. Mahesa mengatakan, pembangunan gedung baru Bareskrim tentunya akan berbicara soal dana.
"Itu kan berbicara soal anggaran dan sebagai tim anggaran Komisi III tentu kami akan selektif. Kami akan lihat kebutuhannya bagaimana," kata Desmond saat ditemui di Kompleks DPR RI, Kamis (4/6).
Desmond lantas menyinggung soal kepantasan Bareskrim terkait permintaan kantor baru tersebut. Menurutnya hal tersebut masih menjadi persoalan karena reskrim menjadi salah satu poin yang kadang merusak citra dari Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu yang jadi persoalan. Menurut saya yang dapat merusak citra Polri itu ada dua, yaitu reskrim yang aneh-aneh dan polisi lalu lintas yang juga aneh-aneh," katanya.
"Bisa tidak jika (penindakan) penyakit masyarakat bukan reskrim yang turun? Bisa tidak satuan Shabara yang turun ke lapangan untuk mengatasi penyakit masyarakat yang beredar, " ujarnya meneruskan.
Sebelumnya Asisten Perencanaan Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyebutkan institusinya akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk pembangunan gedung Bareskrim baru. "Semuanya mengikuti siklus anggaran kami. Saya dengar, lebih kurang dialokasikannya sekitar Rp 300 miliar untuk tahun depan. Kemungkinan besar dua tahun pembangunannya," kata Tito di Kantor Komisi Kepolisian Nasional, Jakarta, Rabu (3/6).
Dia juga mengatakan, selain membangun gedung Bareskrim, Polri hendak membangun gedung Laboratorium Forensik baru. Gedung laboratorium baru ini dibangun atas pertimbangan pembuangan limbah kimia yang dapat mencemari Jakarta. (Baca:
Dana Rp 300 Miliar untuk Gedung Bareskrim Baru)
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan, gedung yang digunakan lembaga saat ini telah melebihi kapasitas. Akibatnya, kata Budi, gedung Bareskrim sewaktu-waktu dapat runtuh.
"Jadi ada kerawanan bangunan ini akan ambruk karena sudah ada beberapa bagian yang retak," kata Budi di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (29/5).
Budi memaparkan, gedung Bareskrim yang berada di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, sebenarnya hanya dapat menampung 300 orang. Namun sekarang gedung yang dibangun pada tahun 1954 tersebut harus menopang aktivitas ribuan pegawainya.
(obs)