Jokowi Diminta Tak Manfaatkan Tentara Lakukan Tugas Sipil

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 23:41 WIB
Presiden Joko Widodo diminta ingatkan lembaga negara untuk tidak merayu para tentara melakukan pekerjaan seperti menjaga stasiun, bandar udara, hingga penjara.
Budayawan Jaya Suprana (kedua kiri) bersama Pengamat Militer Salim Said (kedua kanan), Wartawan Senior Daud Sinjal (kiri), serta Ekonom Rizal Ramli (kanan) yang tergabung dalam Paguyuban Punakawan memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/6). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat militer Salim Said meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mengingatkan lembaga negara untuk tidak merayu para tentara melakukan pekerjaan sipil seperti menjaga stasiun, bandar udara, hingga penjara.

Menurut Salim, reformasi yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu hasil dari tidak lagi berperannya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam dunia politik dan kembali menjadi profesional.

"Oleh sebab itu, saya harap Presiden ingatkan aparat, jangan rayu-rayu tentara mengerjakan pekerjaan sipil. Misalnya, rayu tentara urus jaga stasiun, penjara, airport. Itu kan sudah ada yang bertugas. Kerjakan tugas kalian," ujar Salim ketika memenuhi undangan makan siang bersama Kepala Negara di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, ia pun mengingatkan Jokowi agar tidak membiasakan diri mengenakan pakaian militer. Menurut dia, jabatan yang disandang sang Presiden adalah sipil.

"Meski beliau sipil, beliau pemegang kekuasaan tertinggi tentara. Jadi dengan pakaian sipil pun tentara menghormati beliau," kata dia.

Salim berkisah, Presiden menyambut baik masukan yang ia berikan. "Beliau sangat senang dengan saran saya itu, karena saya katakan, janganlah kita yang sudah berhasil reformasi TNI, kita kembali ke masa lalu tanpa kita sadari," ujar dia. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER