Diundang Makan Siang, Salim Said Pertanyakan Duet Jokowi-JK

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 17:23 WIB
Jokowi menyebut perbedaan pendapat dengan JK adalah hal biasa, namun dirinyalah yang selalu mengambil keputusan final.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat akan memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 30 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat militer Salim Said memenuhi undangan makan siang Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5). Dalam kesempatan itu, ia mengaku sempat mempertanyakan kepada Jokowi tentang ketidakkompakan antara Presiden dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

"Saya tanya, ada apa Presiden dan Wakil Presiden?" ujar Salim di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Salim bercerita, Jokowi menjawab pertanyaannya itu dengan jawaban ringan. "Jokowi mengatakan, 'ah enggak ada apa-apa. Biasa itu,'" kata dia menirukan sang Kepala Negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salim menambahkan, Presiden Jokowi meyakinkan bahwa dirinyalah yang selalu mengambil keputusan final. "Nanti setelah keputusan diambil dan siapa yang ambil keputusan? Ya presiden. Maka semuanya berjalan lancar," ujar dia.

Intinya, lanjut dia, Presiden menjelaskan, antara Jokowi dan JK biasa terjadi perbedaan pendapat. "Tapi nanti setelah diputuskan, maka keputusan Presiden yang berjalan," kata dia.

Salim pun mengusulkan kepada Jokowi supaya ada juru bicara (jubir) kepresidenan, bukan jubir presiden. "Sebab kalau ada jubir presiden, nanti wapres bikin jubir wapres. Kan makin lucu," ujar dia.

"Presidential spokesman. Dan Beliau (Presiden) memperhatikan itu. Kita lihat saja pada hari-hari mendatang," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, budayawan Jaya Suprana menyampaikan dalam acara makan siang yang digelar Jokowi dengan para anggota Paguyuban Punakawan dia menyebut Jokowi tetap menjadikan rakyat sebagai subyek pembangunan.

"Tapi ternyata tadi setelah pertemuan dengan teman-teman Paguyuban Punakawan yang tidak punya kepentingan politik, agama, ras, ekonomi itu dapat disimpulkan bahwa kami semua bisa berbesar hati bahwa Jokowi tetap teguh mengabdikan dirinya memimpin bangsa negara untuk mewujudkan masyarakat adil sejahtera. Jadi rakyat tetap utama menjadi subyek pembangunan," ujar dia.

Selain Jaya Suprana, sejumlah tokoh yang tergabung dalam Paguyuban Punakawan tampak hadir di Istana antara lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan akademisi Mahfud MD, budayawan Franz Magnis Suseno, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rahardi Ramelan serta ekonom Christianto Wibisono dan Rizal Ramli. (Baca juga: Menunggu Lobi Makan Siang Jokowi yang Sederhana)

Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo memang terkenal dengan diplomasi makan siangnya. Kebiasaan yang dilanjutkannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengundang para tokoh masyarakat dan pedagang untuk mencari solusi soal penataan Pasar Tanah Abang. (Baca juga: Jamuan Nasi Padang Jokowi untuk Perwakilan Buruh)

Saat menjadi Presiden, diplomasi makan siang tetap dilanjutkan Jokowi. Sudah banyak pihak yang diundang Jokowi makan siang di Istana Negara. Para guru bantu se Jakarta sudah pernah diundang, lalu para pengamat politik. Jokowi juga pernah mengundang para influencer di media sosial untuk makan siang bersamanya. Yang terakhir adalah Jokowi malah mengundang Slank. (Baca juga: Diundang Jokowi, Bimbim cs Bawa Hadiah Batik Slank) (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER