Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melakukan kunjungan ke Universitas Indonesia (UI) untuk meninjau pelaksanaan ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015, Senin (9/6). Dalam kunjungannya Nasir ditemani oleh Ketua Umum SMBPTN Rochmat Wahab dan Rektor UI Muhammad Anis.
Beberapa saat setelah kedatangannya pukul 08.30 WIB, Menteri Nasir langsung meninjau pelaksanaan ujian ke ruang kelas yang terletak di Fakultas Hukum UI. Salah satu kelas yang dikunjungi adalah kelas ujian para difabel.
Nasir pun langsung berdialog dengan beberapa peserta difabel yang sudah duduk di ruangan. Bahkan, salah satu peserta bernama Ibnu Barisha sempat bercerita tentang pengalaman dan prestasinya. (Baca juga:
Panitia Seleksi Masuk Universitas Jamin Tak Ada Soal Bocor)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil duduk di kursi rodanya, berbekal sebuah map berisi piagam, ia meminta pada Menteri Nasir untuk mendapat kemudahan dalam jalur SMBPTN 2015. Pasalnya ia kecewa karena hasil tes dan prestasinya selama ini tidak mampu membantunya untuk melewati ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 beberapa waktu lalu.
"Saya ikut SNMPTN tetap tidak masuk. Boleh tidak jalur berikutnya saya bisa masuk melalui jalur prestasi, Pak," kata Ibnu.
Ibnu merupakan siswa lulusan SMA Negeri 5 Jakarta. Prestasinya cukup banyak. Salah satunya menjadi juara pertama Lomba Karya Ilmiah bagi peserta didik. Ia bahkan sempat mengikuti Olimpiade Nasional 2014 lalu.
Namun, Menteri Nasir tidak bisa menjanjikan apapun pada Ibnu. Sebab, peraturannya, jalur prestasi hanya ada di SNMPTN. (Baca juga:
Panitia SBMPTN Jamin Tak Ada Diskriminasi bagi Difabel)
"Jadi jalur prestasi itu sudah kami sampaikan pada SNMPTN. Itu semua jalur prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Kalau di sana tidak tersaring berarti ada yang lainnya yang jauh lebih baik," kata Nasir saat ditemui usai peninjauan peserta ujian difabel.
Berbeda dengan Ibnu, Oki Kurnia, seorang penderita tunanetra, malah mengaku senang mengukuti ujian SMBPTN 2015 ini. Ia merasa terbantu dengan kehadiran pendamping ujian yang membantunya mengerjakan soal.
"Saya merasa dibantu dengan adanya pendamping. Sebenarnya saya bisa membaca braille, cuma kalau membaca cepat ada kesulitan," ujar siswa lulusan SMA 66 Jakarta itu. Pada SMBPTN kali ini, Oki mengambil jurusan Ilmu Komunikasi dan Bimbingan Konseling. (Baca juga:
Jelang Ujian Seleksi PTN, Jumlah Pendaftar Lebihi Kuota Kursi)
Peserta ujian difabel memang mendapat kemudahan untuk mengerjakan soal dengan dibantu oleh pengawas. Selain membacakan soal, para pengawas juga membantu untuk menghitamkan lembar jawaban.
"Pendampingnya, pengawas ujian hanya membantu membacakan dan menghitamkan. Tapi harus ada saksi jangan sampai terjadi ketidakjujuran," kata Rektor UI Muhammad Anis.
Di UI, tercatat ada 12 peserta difabel yang mengikuti ujian SMBPTN 2015. Namun, Anis mengatakan hanya ada 7 peserta yang datang untuk ujian.
"Jumlah pendaftar difabel sebenarnya tercatat 12 yang hadir tujuh orang. Satu saintek (sains dan teknologi) dan enam soshum (sosial humaniora). Sisanya tidak datang," jelas Anis.
Ujian SMBPTN 2015 dibagi ke dalam dua tahap. Pelaksanaan ujian tulis berlangsung hari ini (9/6). Sementara untuk ujian keterampilan akan berlangsung pada 10-11 Juni 2015. Pengumuman hasil tes akan dilakukan pada 9 Juli 2015.
(hel)