Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, dijadikannya Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan komersil tidak tepat. Komersialisasi pangkalan udara milik TNI Angkatan Udara itu membuat kesiapan TNI terganggu.
"Apalagi kami semakin banyak mendatangkan pesawat," kata Moeldoko usai memimpin upacara pembukaan Latihan Penanggulan Antiteror oleh pasukan khusus TNI di Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (9/6).
Moeldoko menuturkan, pemanfaatan kembali Lanud Halim Perdanakusuma sebagai bandara komersial pada tahun 2014 lalu merupakan upaya optimalisasi aset negara. Meski demikian, ia menilai hal tersebut perlu dievaluasi lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan, institusinya akan mendahulukan kepentingan pertahanan dibandingkan aspek komersial Lanud Halim Perdanakusuma.
"Kalau sudah ada pertahanan udara, sudah men-deploy pesawat tempur di situ, pesawat sipil harus mendahulukan itu. Prioritas utama jelas untuk operasi pertahanan udara," kata Agus setelah rapat kerja dengan Komisi I DPR.
Hal berbeda diutarakan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy. Bekas Kepala Staf Angkatan Laut itu berkata, tidak pernah terjadi masalah apapun sejak Lanud Halim Perdanakusuma kembali dioperasikan sebagai bandar udara komersial.
"Itu kan sudah dibicarakan antara TNI AU dengan Kementerian Perhubungan, nyatanya sudah tidak ada masalah," kata Tedjo.
Dalam waktu dekat, menurut Tedjo, pemerintah belum akan melakukan evaluasi terkait persoalan ini. "Tidak terlalu penting untuk dibicarakan saat ini, tapi tidak tahu nanti ke depannya," ucapnya.
Sejak 10 Januari 2014, sebagian lahan Lanud Halim Perdanakusuma dioperasikan menjadi bandara komersial sementara. Kebijakan ini diambil pemerintah menyusul padatnya lalu lintas udara Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Ada beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di Halim Perdanakusuma yakni Citilink, Pelita Air Service, Transnusa, Batik Air, dan Susi Air. Selain itu juga ada perusahaan ekspedisi, Gading Sari, yang menjalankan bisnis kargo di tempat itu.
(sur)