Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 11.370 produk pangan bermasalah. Temuan ini didapatkan dalam pengawasan yang dilakukan se
jak 25 hingga 9 Juni 2015.
Dalam pengawasan produk pangan yang dilakukan, BPOM mengawasi puluhan ribu produk pangan. Dari angka tersebut, produk yang tidak mempunyai izin edar sebanyak 6.043 kemasan, kedaluwarsa 4.510 kemasan, dan produk pangan rusak berjumlah 817 kemasan. Total ada 11.370 produk yang dinilai bermasalah dengan nilai lebih dari Rp 450 juta.
Nilai ini menurut Kepala BPOM Roy Sparringa tergolong rendah. Meski begitu, nilai rendah ini tak bisa dianggap remeh. Apalagi temuan gudang penyimpanan produk bermasalah masih sedikit yakni hanya dua gudang. (Baca juga:
BPOM Temukan Ketupat Mengandung Boraks di Kuliner Sabang)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan gudang baru sedikit. Ini yang patut dipertanyakan mereka menyimpan produk ilegalnya di mana?" kata Roy di Jakarta, Rabu (10/6).
Nilai produk temuan tahun ini masih jauh dari temuan tahun 2014 lalu yakni sebesar Rp 52 miliar untuk produk ilegal, produk kedaluwarsa Rp 13 miliar dan produk rusak Rp 1 miliar.
Jumlah tersebut rata-rata mengalami peningkatan 100 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan produk ilegal meningkat 708 persen dari tahun 2013 yang hanya menyentuh angka Rp 6 miliar. (Baca juga:
YLKI Nilai Pemerintah Terlalu Lambat Usut Kasus Beras Plastik)
Ia menduga masih banyak produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang belum beredar karena masih ditimbun oleh pemilknya. "Biasanya menjelang ramadhan dan Idul Fitri itu banyak sekali (produk ilegal) di sarana distribusi," kata Roy.
Selain produk kemasan, hasil awal intensifikasi BPOM juga menemukan ada dua gudang yang menyimpan produk ilegal atau tidak memenuhi ketentuan.
"Untuk gudang sudah dilakukan pengawasan terhadap 26 gudang, Ada dua di Jakarta dan Makassar yang menyimpan produk ilegal dan tidak memenuhi ketentuan," kata Roy.
Dari hasil temuan itu, nilai ekonomi untuk temuan gudang ini sekitar Rp 189 juta.
Meski temuannya belum begitu besar, namun pengawasan akan terus dilakukan. Pasalnya ia takut fenomena ini merupakan fenomena gunung es belaka karena pada tahun sebelumnya temuan BPOM pada intensifikasi mencapai sekitar Rp 14 Miliar pada tiga gudang saja.
(sur)