TNI Bentuk Satuan Khusus Tanggulangi Teror dan Makar

Abraham Utama | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Jun 2015 13:50 WIB
TNI membentuk Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan menanggulangi terorisme dan gerombolan yang dipersiapkan melancarkan aksi makar.
Sejumlah prajurit anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir melakukan parameter tempur ketika akan mengamankan teroris yang menyamar diantara Taruna/Taruni Akademi TNI dan Akademi Polri tahun ajaran 2014/2015 di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/6). Sebanyak 745 Taruna/Taruni Akademi TNI dan Akademi Polri mengikuti Bhinneka Eka Bhakti di tiga matra TNI dan Kepolisian, yang bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang tugas dan alat utama sistem persenjataan. (Antara Foto/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- TNI membentuk Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan untuk membantu kepolisian menanggulangi terorisme. Meski demikian, satuan ini juga dipersiapkan untuk menghadapi gerombolan yang berencana melancarkan aksi makar.

Komandan Korps Pasukan Khas Marsekal Muda Adrian Wattimena mengatakan, selain terorisme, institusinya memperkirakan ancaman terdekat Indonesia juga dapat berupa aksi pemberontakan di dalam negeri.

"Ancaman Indonesia itu terorisme dan insurgency. Itu masih terjadi di daerah konflik seperti Papua dan Aceh," ujarnya kepada CNN Indonesia, di Garut, Jawa Barat, Sabtu (13/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adrian memaparkan, satuan komando ini tidak dibentuk untuk mengambil alih kewenangan Detasemen Khusus 88. Ia berkata, tujuan utama pembentukan satuan operasi gabungan ini adalah untuk menyiagakan para pasukan khusus.

Adrian mencontohkan, selama ini prajurit korpsnya membutuhkan waktu setidaknya 24 jam sebelum akhirnya sampai ke medan operasi. Menurutnya, keberadaan satuan operasi gabungan ini dapat memangkas standar waktu itu hingga belasan jam.

"Standar perencanaan kami, 1x24 jam itu sudah siap mengerahkan pasukan. Sekarang dalam hitungan jam kami sudah bisa tiba di daerah operasi," ucap Adrian.

Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus nantinya akan diisi 90 prajurit khusus. Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satuan Bravo 90 Korphaskas TNI AU masing-masing akan menerjunkan 30 prajurit terbaik mereka.

Adrian berkata, mereka yang terpilih akan berlatih dan berjaga untuk stand by arrangement di kompleks Indonesian Peace and Security Center, Sentul, Jawa Barat.

Jika pemerintah memutuskan untuk melibatkan TNI dalam penanganan teror dan makar, 90 prajurit tersebut akan menjadi pasukan pertama yang tiba di daerah operasi.

Adrian menyatakan, jumlah pasikan khusus gabungan itu tidaklah sedikit. "Setelah mereka tiba, nanti pasukan yang lebih besar akan memback-up," tuturnya. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER