Panglima TNI Minta Menlu Protes ke Malaysia soal Ambalat

A Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 20:18 WIB
Meski meminta Menlu mengajukan nota protes, namun Moeldoko memastikan pelanggaran perlintasan itu akan diselesaikan tanpa kekerasan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tempur milik satuan militer Malaysia sering memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, terutama ke wilayah Ambalat. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta Kementerian Luar Negeri mengajukan nota protes terhadap pemerintah Malaysia.

"Tak ada masalah sebenarnya. Selalu ada (pesawat tempur masuk Indonesia). Ada datanya, mulai dari pelanggaran udara hingga pelanggaran perlintasan laut," kata Moeldoko saat ditemui di Mabes TNI, Selasa (16/6).

"Saya sampaikan ke Kemlu melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan agar Menlu melakukan protes secara diplomatik," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Moeldoko enggan membeberkan data yang dia miliki terkait pelanggaran udara hingga perlintasan laut dimaksud. Dia hanya mengatakan masalah pelanggaran perlintasan tersebut harus tetap dikelola tanpa kekerasan.

Menurut Moeldoko, dirinya dan Panglima Angkatan Bersenjata Di Raja Malaysia sudah sepakat untuk tidak menurunkan pasukan di daerah perbatasan. "Itu semua kami kelola tanpa pendekatan kekerasan. Secara hubungan baik saya sering hubungi Panglima Angkatan Bersenjata di Malaysia agar sepakat tak ada lagi turunkan pasukan di sana dan tidak perlu ada yang diperebutkan," ujarnya.

Pesawat militer Malaysia beberapa kali kedapatan melanggar dan masuk ke wilayah Indonesia. Dari hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan bagi pesawat asal Negeri Jiran itu ketika memasuki dan melihat wilayah Nusantara, khususnya di wilayah sengketa Ambalat.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya meyakini hubungan Indonesia dan Malaysia tidak akan memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menegaskan, TNI tidak menggelar kekuatan di sekitar Blok Ambalat. "Tidak ada gelar kekuatan. Saya barusan dari sana. Tidak ada masalah," ujar Ryamizard di Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).

Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan isu pertahanan dan keamanan. Apalagi hal ini diamanatkan dalam perjanjian di antara negara ASEAN.

Saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Keduanya menurunkan alutsista mereka, seperti tiga KRI, dua pesawat Sukhoi 27/30, dan tiga F16 Fighting Falcon.

Sementara itu, petugas Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Timur, sejak Januari hingga Mei tahun ini mencatat, terdapat sembilan pesawat berbendera Malaysia yang telah memasuki wilayah udara Indonesia, tepatnya di atas Blok Ambalat.

Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia memang kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002, ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia pada sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang berada di Blok Ambalat. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER