Jokowi akan Buka Muktamar Muhammadiyah di Makassar

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 07:43 WIB
Kesediaan Presiden membuka langsung Muktamar Muhammadiyah bisa jadi cerminan hubungan pemerintah dengan ormas Islam terbesar kedua di Indonesia itu.
Presiden Joko Widodo menyambut rombongan pengurus PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (16/6). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyatakan bersedia untuk hadir dan membuka Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-47 pada 3 Agustus 2015 di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin setelah menghadiri pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.

"Alhamdulillah Bapak Presiden Joko Widodo telah menyatakan kesediaannya untuk datang membuka Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah pada tanggal 3 Agustus 2015 di Lapangan Karebosi, Makassar," ujar Din. Dia mengaku sangat bahagia mendengar kesanggupan Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Din menjelaskan, Muktamar Muhammadiyah tahun ini akan mengusung tema 'Gerakan Menuju Indonesia Berkemajuan'. Menurut dia, ini merupakan bentuk komitmen Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. "Maka kita ingin tampil dengan gagasan Indonesia berkemajuan," kata dia.

Ia menyampaikan harapan Muhammadiyah yang menginginkan Indonesia menjadi negara besar dan maju di pergaulan internasional. "Oleh karena itu, kami sampaikan kepada Bapak Presiden wawasan keislaman Muhammadiyah sejak dulu, sejak kelahirannya, mengusung yang kami sebut Islam berkemajuan," ujar Din.

Din memaparkan, Islam berkemajuan merupakan visi Muhammadiyah yang punya arti Islam yang berbasis di Indonesia sudah sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. "Kami ingin bukan Islam yang pasif dan statis, tapi Islam yang dinamis dan progresif," kata dia.

Ia pun berpendapat bahwa sebenarnya Islam merupakan agama yang mampu melintasi ruang dan waktu. "Ada unsur dinamis, sebab buat apa kita memiliki Islam tapi hanya pasif dan statis, tidak mendorong kemajuan," kata dia.

"Maka visi kebangsaan Muhammadiyah Indonesia berkemajuan hanya bisa terwujud kalau umat Islam di Indonesia ini menampilkan paham keislaman yang disebut Islam berkemajuan tadi," ujar Din.

Persoalan kesediaan presiden untuk membuka langsung Muktamar Muhammadiyah ini bisa menjadi cerminan bagaimana hubungan pemerintah dengan ormas Islam terbesar kedua di Indonesia ini. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Muktamar Muhammadiyah digelar di Yogyakarta pada 2010.

Saat itu Muhammadiyah memperingati 100 tahun usianya dan SBY tidak bersedia membukanya. Hubungan SBY dengan Muhammadiyah, terutama dengan Din Syamsuddin waktu itu, cukup tegang. Salah satunya karena Din cukup terbuka dan terang-terangan menyampaikan kritik kepada SBY. Din di muktamar itu kembali terpilih jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Saat almarhum Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun, tak sekalipun dia menghadiri Muktamar Muhammadiyah. Salah satu pemicunya adalah hubungan yang tak baik dengan pemimpin Muhammadiyah kala itu, Amien Rais. Waktu itu Amien, terutama di masa akhir Soeharto, amat berani melempar kritik kepada pemerintah Soeharto. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER