Jumlah Temuan Pangan Berformalin Menurun di Jakarta

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 15:13 WIB
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Sri Haryati.
Kepala Pusat Penyidikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Hendri Siswandi (kanan) menunjukkan tahu yang mengandung formalin di salah satu pabrik pembuatan tahu di Jalan Kampung Sawah, Desa Ragajaya, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Rabu (22/4). (AntaraFoto/ Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Sri Haryati, mengatakan jumlah formalin yang ditemukan di produk olahan peternakan yang dijual di pasar lebih menurun pada tahun ini. Meski demikian, pihaknya tidak akan menolerir jika menemukan pangan mengandung bahan berbahaya tersebut.

"Jumlah formalin sudah sangat menurun dari tahun sebelumnya, terutama untuk produk olahan peternakan," kata Sri ditemui saat sidak di Pasar Grogol, Rabu (17/6).

Sri mengatakan pada tahun ini pihaknya sudah melakukan empat kali inspeksi dadakan di beberapa pasar di DKI Jakarta, seperti diantaranya Pasar Cibubur, Jakarta Timur; Pasar Kemayoran, Jakarta Pusat; Pasar Blok A, Jakarta Selatan, dan Pasar Grogol, Jakarta Barat. Namun, dari hasil sidak tersebut, bahan berbahaya seperti formalin hanya ditemukan di Pasar Grogol dan Pasar Blok A. (Lihat Juga: Pemprov DKI Temukan Tahu Berformalin di Pasar Grogol)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait sidak di Pasar Grogol, Manajer Teknis UPT Pelayanan Kesejahteraan Hewan, Teknologi Peternakan dan Pengujian Mutu Hasil Peternakan Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, mengatakan dari pengujian pangan atas 41 sampel makanan daging baik sapi dan ayam hasilnya negatif.

"Dari 19 sampel daging negatif uji kebusukan, 19 sampel daging ayam negatif uji formalin, 2 sampel ayam olahan negatif methanil yellow dan hati sapi negatif uji kebusukan. Intinya, semuanya negatif," kata Sabdo. (Lihat Juga: Makanan Mengandung Boraks & Formalin di Jalan Sabang Ditarik)

Sementara untuk uji produk pertanian, terdapat dua sayuran jenis sawi dan kol yang mengandung residu pestisida. Namun, Sabdo mengatakan temuan tersebut masih perlu diuji kembali untuk mengetahui kadarnya. Sedangkan, atas 10 sampel uji bahan pangan olahan dan segar pihaknya menemukan satu sampel positif formalin, yakni pada bakso olahan.

Ditemukannya sampel pangan berformalin tersebut, Sri mengatakan akan menelusuri terlebih dahulu asal produk formalin tersebut. Lalu, untuk pedagang yang diketahui menggunakan formalin, dia hanya akan memberikan imbauan tanpa penyitaan barang dagangan.

Bahan berformalin menjadi sorotan, katanya, karena penggunaan formalin dalam makanan bisa merusak metabolisme hati dan liver. Alasannya, formalin biasa digunakan untuk mengawetkan mayat bukan untuk konsumsi manusia. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER