Ahok Berniat Semprot PKL Liar Monas dengan Air Comberan

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Minggu, 21 Jun 2015 16:37 WIB
Ahok dengan oknum PKL liar Monas yang kemarin melakukan aksi anarkis di Lenggan Jakarta. Selain meminta penjagaan polisi, Ahok akan berupaya mengusir mereka.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mencoba salah satu gerbong commuter line yang bertemakan Jakarta di Commuter Line jurusan Bekasi, Minggu, 21 Juni 2015. Ahok berniat menyemprot PKL liar Monas dengan air comberan. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat menyemprot pedagang kaki lima (PKL) liar Monas dengan air comberan (selokan). Hal itu diutarakannya karena geram dengan aksi anarkis berupa perusakan fasilitas kantor dan restoran Lenggang Jakarta yang berada di kawasan Monumen Nasional (Monas).

"Kami mau minta pengamanan polisi. Tapi mungkin besoknya saya mau semprot saja dengan air comberan dengan alat pemadam kebakaran," kata Ahok saat ditemui di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (21/6). (Baca juga: Ahok-JK Sepakat Kerjasama Bangun Rusun di Jakarta)

Ahok menyayangkan sikap aparat keamanan yang dianggapnya tidak berani tegas. "Ini masalahnya petugas tidak berani nembak meski ada tindakan anarkis. Nangkep aja enggak. Kalau dikasi peringatan enggak gubris, ya tembak saja di tempat," kata Ahok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengakui ada "oknum" PKL yang suka menodong pengunjung Monas. Ahok mencontohkan, ada sepasang pengunjung Monas yang ditawari dua botol teh. Namun, sesudahnya dipaksa membayar Rp 200 ribu.

"Ini PKL atau preman yang jualan? Makanya, dari 700 PKL, kami seleksi dan latih sehingga tinggal 300-an PKL," katanya.

Ia pun mengatakan sejumlah PKL bahkan menjual minuman yang diambil langsung dari air keran tanpa dimasak terlebih dahulu. "Kalau dia ribut, ya ini udah enggak bener. Kami sudah kirim surat ke polisi. Kami harap Kapolda baru bisa menindak tegas," katanya. (Baca juga: Satpol PP DKI Tak Toleransi Tempat Hiburan yang Melanggar)

Ahok pun menegaskan penjual di Lenggang Jakarta merupakan PKL Monas yang telah diseleksi dan dilatih. "Artinya, yang ngaku PKL Monas (yang melakukan tindakan anarkis) itu pasti tambahan dari luar atau PKL lama yang memang tidak terseleksi," katanya.

Penertiban PKL, kata Ahok, mutlak diperlukan agar pengunjung Monas kembali merasa nyaman berwisata ke ikon ibukota tersebut. Aksi pemerasan oleh PKL di dalam Monas, kata Ahok, telah mengakibatkan jumlah pengunjung menurun.

"Pengunjung Monas sebelum kami buka untuk PKL, jumlahnya hampir 1,5 juta pada tahun 2012. Kami pikir, alangkah baiknya PKL bisa jualan," kata Ahok. (Baca juga: Proyek ERP Terbengkalai, Posisi Kadishubtrans DKI Terancam)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, pihaknya pun mengizinkan 1.200 PKL berjualan saat Pekan Raya Jakarta lalu. Namun, nyatanya, ada lebih dari tiga ribu PKL yang berjualan.

"Bagaimana orang mau jalan? Sekarang pengunjung Monas tinggal 1,1 juta. Kenapa orang enggak berani duduk-duduk lagi di taman Monas? Karena PKL ini selalu maksa beli minuman," katanya. (Baca juga: Ahok Ancam Pedagang jika Jual Sembako Mahal)

Seperti diberitakan sejumlah PKL merusak fasilitas di kawasan Monas berupa kantor dan restoran Lenggang Jakarta semalam. Beberapa personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga dikabarkan mengalami penyerangan saat sedang buka puasa. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER