Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat menyemprot pedagang kaki lima (PKL) liar Monas dengan air comberan (selokan). Hal itu diutarakannya karena geram dengan aksi anarkis berupa perusakan fasilitas kantor dan restoran Lenggang Jakarta yang berada di kawasan Monumen Nasional (Monas).
"Kami mau minta pengamanan polisi. Tapi mungkin besoknya saya mau semprot saja dengan air comberan dengan alat pemadam kebakaran," kata Ahok saat ditemui di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (21/6). (Baca juga:
Ahok-JK Sepakat Kerjasama Bangun Rusun di Jakarta)
Ahok menyayangkan sikap aparat keamanan yang dianggapnya tidak berani tegas. "Ini masalahnya petugas tidak berani
nembak meski ada tindakan anarkis.
Nangkep aja
enggak. Kalau dikasi peringatan
enggak gubris, ya tembak saja di tempat," kata Ahok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui ada "oknum" PKL yang suka menodong pengunjung Monas. Ahok mencontohkan, ada sepasang pengunjung Monas yang ditawari dua botol teh. Namun, sesudahnya dipaksa membayar Rp 200 ribu.
"Ini PKL atau preman yang jualan? Makanya, dari 700 PKL, kami seleksi dan latih sehingga tinggal 300-an PKL," katanya.
Ia pun mengatakan sejumlah PKL bahkan menjual minuman yang diambil langsung dari air keran tanpa dimasak terlebih dahulu. "Kalau dia ribut, ya ini udah enggak bener. Kami sudah kirim surat ke polisi. Kami harap Kapolda baru bisa menindak tegas," katanya. (Baca juga:
Satpol PP DKI Tak Toleransi Tempat Hiburan yang Melanggar)
Ahok pun menegaskan penjual di Lenggang Jakarta merupakan PKL Monas yang telah diseleksi dan dilatih. "Artinya, yang ngaku PKL Monas (yang melakukan tindakan anarkis) itu pasti tambahan dari luar atau PKL lama yang memang tidak terseleksi," katanya.
Penertiban PKL, kata Ahok, mutlak diperlukan agar pengunjung Monas kembali merasa nyaman berwisata ke ikon ibukota tersebut. Aksi pemerasan oleh PKL di dalam Monas, kata Ahok, telah mengakibatkan jumlah pengunjung menurun.
"Pengunjung Monas sebelum kami buka untuk PKL, jumlahnya hampir 1,5 juta pada tahun 2012. Kami pikir, alangkah baiknya PKL bisa jualan," kata Ahok. (Baca juga:
Proyek ERP Terbengkalai, Posisi Kadishubtrans DKI Terancam)
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pihaknya pun mengizinkan 1.200 PKL berjualan saat Pekan Raya Jakarta lalu. Namun, nyatanya, ada lebih dari tiga ribu PKL yang berjualan.
"Bagaimana orang mau jalan? Sekarang pengunjung Monas tinggal 1,1 juta. Kenapa orang enggak berani duduk-duduk lagi di taman Monas? Karena PKL ini selalu maksa beli minuman," katanya. (Baca juga:
Ahok Ancam Pedagang jika Jual Sembako Mahal)
Seperti diberitakan sejumlah PKL merusak fasilitas di kawasan Monas berupa kantor dan restoran Lenggang Jakarta semalam. Beberapa personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga dikabarkan mengalami penyerangan saat sedang buka puasa.
(hel)