LIPUTAN KHUSUS ULTAH JAKARTA

Cerita Soal Jakarta yang Menolak Tua

Tim CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 07:00 WIB
Selamat berusia ke 488 tahun untuk Kota Jakarta. CNN Indonesia mencoba menuliskan secuil cerita soal kehidupan dan sejarah ibu kota.
Tugu Monas sebagai salah satu simbol Ibu kota Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selamat pagi Jakarta!

Hari ini usia Ibu Kota Indonesia genap 488 tahun. Pahit-manis pengalaman, lancar-macet lalu lintas kendaraan, ada dan terasa dalam denyut nadi jutaan orang meninggalinya.

Tak jarang pada sela sibuknya kerja, sumpah serapah membuncah. Warga mengutuk sejadi-jadinya soal Jakarta. Namun itu cepat mereda. Sebab di kota yang dulu sempat bernama Sunda Kelapa, lantas Jayakarta yang kemudian direbut Belanda dan dinamai Batavia ini, denyut kehidupan lekas berganti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum 1527, tahun yang dijadikan tonggak dihitungnya usia Jakarta, kota ini dinamai Sunda Kelapa. Lantas berganti menjadi Jayakarta selepas pasukan pimpinan Fatahillah dari Kesultanan Cirebon masuk dan mengusir Portugis dari wilayah pelabuhan perdagangan itu.

Jayakarta dinamai Fatahillah untuk mengenang sebuah masa gemilangnya, yang berarti kota kemenangan. Sebuah diksi yang menurut berbagai literatur diambil dari bahasa Sanksekerta.

Namun kemenangan itu hanya bertahan sekitar 92 tahun. Sebab pada 1619 Pemerintah Belanda melalui sebuah kongsi dagangnya: Vereenigde Oostindische Compagnie atau yang lebih dikenal dengan VOC, di bawah kepemimpinan Jan PieterszoonCoen, merebut Jayakarta. Ia menamai daerah jajahannya dengan Batavia. Sebuah nama untuk menghormati leluhur bangsa Belanda. 

Tugu Monas sebagai salah satu simbol ibu kota Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.)
Dari tangan Pieterszoon Coen, Batavia sebenarnya pembangunannya direncanakan setara dengan banyak kota di Eropa. Dibangun dalam bentuk blok, dipisahkan kanal, dikeliling benteng dan parit. Yang berhak tinggal di sana, hanya mereka yang berasal dari Eropa, sisanya mereka usir.

Tercatat dalam beberapa literatur, nama Jakarta baru dikenal saat Jepang menduduki Indonesia. kala itu tentara jepang menyebutnya, Djakarta Toko Betsu Shi. Baru pada September 1945, namanya berubah menjadi Jakarta dengan ejaan lama, yakni Djakarta.

Dalam laporan khusus kali ini, CNN Indonesia mencoba memotret ibu kota dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Tak melulu soal kerja, tak jua soal hal yang gemerlap. Sebab Jakarta tak bakal lengkap jika tak dipandang melalui kaca mata warganya dengan berbagai serba serbinya.

Sebagai kota pelabuhan, hiburan merupakan kebutuhan. Dan yang khas dari ragam hiburan itu salah satunya adalah pelacuran. Dalam laporan khusus ini, CNN Indonesia mencoba menggali kembali sejarah bagaimana bisnis pelacuran bisa ada dan hidup di Jakarta.

Sisi lain yang kami coba cermati adalah sejarah soal sejarah nama daerah dan sejarah wilayah Jakarta. Tak semua tahu mengapa ada daerah yang dinamai Jatinegara, Harmoni atau seperti apa kampung artis yang dulu dinamai Tangkiwood oleh Bing Slamet agar serupa dengan Hollywood? juga cerita soal sebuah tempat yang pernah dipakai tempat berkumpulnya sebuah perkumpulan gelap bernama Freemason. (Baca: Ahok Mengaku Tak Mengerti Sejarah Simbol Jakarta)

CNN Indonesia juga kemudian mencoba menghadirkan cerita lain soal mahalnya harga kematian di ibu kota. Menelusuri bagaimana cerita soal membumbung tingginya harga pemakaman ibu kota dan sekelumit permainannya. Dalam perjalanan penulisan, CNN Indonesia juga menghadirkan potret kehidupan warga yang sangat kontras dengan gemerlap kehidupan ibu kota. Dua fotografer berjalan menelusuri lorong-lorong gelap di mana masih ada warga yang tinggal tak jauh dari Tugu Monas dan istana yang tak kebagian hangat dan teriknya matahari Jakarta.

Cerita-cerita itu kami sajikan sebagai upaya menolak lupa akan eksistensi semua yang ada di Jakarta. Belum tentu sempurna. Namun berharap semua kemudian bergerak untuk mencari apa yang sudah baik maupun yang belum benar di Jakarta. Buat siapa? tentunya buat semua yang hidup dan mereguk manfaat ibu kota: Jakarta yang menolak tua.

Selamat berusia 488 tahun Jakarta! (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER