KPK Sidik Eks Pasangan Calon Kepala Daerah Lebak Asal Golkar

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 11:54 WIB
Keduanya adalah Amir Hamzah dan Kasmin yang sama-sama diusung oleh Partai Golongan Karya.
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (22/9). (CNN Indonesia/Adhi WIcaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kembali kasus suap sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Lebak, Banten yang menjerat tersangka lain, Amir Hamzah dan Kasmin. Keduanya adalah mantan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung oleh partai Gubernur nonaktif Banten Ratu Atut, Golkar.

Merujuk jadwal pemeriksaan tim penyidik oleh lembaga antirasuah, pemeriksaan akan digelar di Gedung KPK, Jakarta, Senin (22/6). Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha membenarkan hal tersebut. Priharsa mengatakan keduanya diperiksa sebagai tersangka. (Baca Juga: Atut Pertimbangkan Gugat KPK, Minta Dukungan Doa)

Sebelum maju dalam gelaran Pilkada pada 2013 lalu, Amir menjabat sebagai wakil bupati daerah yang sama. Sementara Kasmin adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pasangan calon, keduanya dinyatakan kalah dalam Pilkada oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Amir dan Kasmin pun menggugat keputusan KPU Kabupaten Lebak yang menetapkan pasangan rivalnya, Iti Octavia dan Ade Sumardi sebagai bupati dan wakil bupati terpilih pada 2013 lalu. Dalam sengketa di Mahkamah Konstitusi, mereka juga menuntut diselenggarakannya pemungutan suara ulang.

Dalam proses sidang, terkuak ada suap yang diinisiasi oleh Atut dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana. Atut melalui pengacaranya, Susi Tur, terbukti memberikan duit suap Rp 1 miliar kepada mantan ketua Mahkamah Kontitusi (MK) Akil Mochtar. (Lihat Juga: Aturan KPU Akhiri Era Politik Dinasti)

Wawan bertemu Akil pada 25 dan 29 September 2013 di rumah dinas Akil, Jalan Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan. Wawan juga aktif berkomunikasi dengan Akil pada 1 Oktober 2013 melalui pesan singkat. Ia meminta akil membantu perkara Pilkada Kabupaten Lebak.

Pada periode yang sama, ia bertemu dengan pengacara Susi Tur Andayani untuk meminta bantuan menyerahkan duit. Pada 1 Oktober 2013 pukul 06.30 WIB, Susi mengirim pesan singkat ke Akil yang menyatakan kesiapan duit Rp 1 miliar untuk suap Pilkada. Selanjutnya, Susi menghubungi Wawan yang menyatakan Lebak sudah menang. Wawan pun berterima kasih atas bantuan Susi. Pada malam harinya, Susi ditangkap KPK.  (Lihat Juga: Perantara Suap Akil Mochtar Divonis 5 Tahun Penjara)

Suap dimaksudkan untuk memenangkan gugatan pasangan calon Amir dan Kasmin. Setelah ada suap, majelis hakim MK memutuskan dilakukannya pemungutan suara ulang di Kabupaten Lebak, Banten. 

Amir dan Kasmin disangka melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Sementara itu, dalam kasus yang sama, Pengadilan Tipikor telah memvonis Atut dan diperberat dengan putusan kasasi Mahkamah Agung selama tujuh tahun bui. Adik Atut, Wawan, divonis oleh Mahkamah Agung dalam kasasinya, selama tujuh tahun bui. Vonis yang sama diberikan pada Susi selaku perantara suap. Sedangkan Akil, divonis penjara seumur hidup. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER