Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana merevitalisasi pasar Bendungan Hilir (Benhil) untuk mengurangi kepadatan yang terjadi akibat seringnya Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan di bahu-bahu jalan.
Setelah berkunjung ke pasar yang terletak di wilayah Jakarta Pusat itu pada Sabtu (27/6) lalu, Ahok—sapaan Basuki—berjanji tidak akan menertibkan PKL di kawasan tersebut. Penataan akan dilakukan bersamaan dengan pembenahan bahu-bahu jalan.
"Pasar Benhil karena sudah tradisi (ada pasar tumpah) maka kami akan bangun kembali pasarnya. Bukan mau menghilangkan PKL, tapi konsep kami bagaimana PKL ini ditata karena mereka tulang punggung ekonomi rakyat," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sudah menempati tempat-tempat berjualan yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, para PKL disebutkan akan diberi kewajiban untuk membayar retribusi sebesar Rp 2.000 per hari.
Menurut Ahok, besaran retribusi Pemprov DKI Jakarta tersebut tergolong kecil jika dibandingkan pungutan liar dari para preman yang kerap dialami PKL selama ini.
"Kami bisa menarik retribusi Rp2.000 asal dia (para PKL) mendaftar resmi. PKL sekarang justru bisa bayar ke preman sampai Rp 20 ribu hingga Rp 60 ribu. Nah, kami ingin supaya pedagang ini bisa untung," kata Ahok.
Ahok diketahui telah sering berkata akan mengizinkan para PKL untuk berjualan di bahu jalan, selama mereka dapat ditertibkan dan tidak mengganggu lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. "Kamu sudah menutupi jalan seenak mungkin. Kamu untung, orang-orang rugi, kamu jahat. Tapi kalau kamu masih bisa diatur dan tidak mau menutupi jalan, berarti kamu baik," ujar Ahok.
Pada Sabtu lalu, selain meminta para PKL untuk berjualan dengan tertib, Ahok bersama dengan Badan Besar Pengawas Obat dan Makanan (BB POM) DKI Jakarta juga melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang dijual di pasar Benhil. Saat itu, masih ditemukan makanan yang menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti pewarna tekstil.
(sur)