Jakarta, CNN Indonesia -- Sutiyoso selaku calon Kepala Badan Intelijen Negara Republik Indonesia mengaku telah menandai beberapa ancaman yang harus dihadapinya nanti. Menurutnya, sejumlah ancaman semakin kompleks dan bersifat asimetris karena sejalan dengan dinamisnya perubahan secara global dan regional Indonesia.
Dalam uji kelayakan dan kepatutan yang tengah dihadapinya, Sutiyoso mengatakan sumber ancaman pun kini semakin beragam, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. (Baca juga:
Sutiyoso Cuek Isu Jadi Calon Kepala BIN karena Balas Jasa)
Dalam pemaparannya, ada enam bidang ancaman yang sudah menarik perhatiannya. Ancaman pertama adalah di bidang ideologi. Menurutnya, penyebaran ideologi-ideologi radikal dan ekstrem seperti ISIS dapat menghilangkan eksistensi Pancasila di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hal itu dapat terjadi karena semakin canggihnya sistem teknologi, informasi dan komunikasi saat ini. (Baca juga:
Oleh karena itu, Sutiyoso pun menilai teknologi dapat menjadi ancaman kedua bagi intelijen. Salah satunya adalah pengamanan terhadap informasi yang didapat dari dunia maya. Hal itu pun berkaitan dengan rawannya informasi akan separatisme, ekstremisme, terorisme dan anarkisme yang bisa dengan mudah di dapat melalui dunia maya.
Ancaman ketiga adalah di bidang politik. Pemilihan kepala daerah yang rencananya akan dilakukan secara serentak di 269 daerah pada 9 Desember 2015 mendatang pun menjadi suatu bentuk ancaman. Sutiyoso mengatakan intelijen harus mewaspadai stabilitas politik dan keamanan pada penyelenggaraan Pilkada nanti. (Baca juga:
Sutiyoso, Jenderal Lapangan yang Jadi Spion Jokowi)
Ancaman di bidang ekonomi seperti penurunan nilai tukar rupiah tak luput dari perhatian mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
"Ini dapat mengganggu stabilitas pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas fiskal APBN," ujar Sutiyoso di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Selasa (30/6). (Baca juga:
Hendropriyono Ragu Rencana Pembentukan Tim Pengawas Intelijen)
Sutiyoso pun melihat adanya ancaman di bidang sosial dan budaya. Menurutnya, sentimen sara masih menjadi ancaman di berbagai daerah di Indonesia. Sentimen sara ini pun dapat menyulut kerusuhan dan keresahan sosial di sejumlah daerah di Indonesia.
Bidang pertahanan dan keamanan tak luput dari perhatian Sutiyoso. Menurutnya, ancaman kejahatan terorganisir seperti narkoba, perdagangan manusia, imigran gelap dan penjarahan kekayaan laut saat ini semakin membahayakan kepentingan nasional.
BACA FOKUS:
Ujian Buat Bos Intel Jokowi (hel)