Mega Perintahkan PDIP Amankan Sutiyoso jadi Kepala BIN

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 30 Jun 2015 12:13 WIB
Perintah itu disampaikan karena PDIP merupakan partai pendukung utama pemerintahan Jokowi-JK.
Silaturahmi dan koordinasi dengan parpol pendukung Jokowi-JK di Kediaman Megawati, Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2014. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah memberikan amanat secara langsung kepada fraksi untuk turut mengamankan proses uji kelayakan dan kepatutan calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso.

Pramono mengatakan amanat tersebut diberikan, mengingat PDIP merupakan partai pendukung utama pemerintahan. (Baca juga: Empat Pekerjaan Rumah Bagi Calon Kepala BIN Baru)

"Ketika presiden ajukan nama, maka kami berkewajiban untuk mengamankan uji kelayakan dan kepatutan hari ini," ucap Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, hasil dari uji kelayakan dan kepatutan Kepala BIN ini hanya bersifat pertimbangan. Keputusan akhir dilantik atau tidaknya Sutiyoso merupakan hak prerogatif dan kewenangan Presiden Joko Widodo.

Pramono mengatakan, pertimbangan yang nantinya akan diberikan Komisi I DPR ini setidaknya akan memudahkan Presiden Jokowi secara politis dalam mengambil keputusan akhir. (Baca juga: Sutiyoso, Jenderal Lapangan yang Jadi Spion Jokowi)

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan isi pertimbangan tersebut nanti akan berbunyi apakah Sutiyoso layak atau tidak untuk menjabat sebagai Kepala BIN nantinya.

"Tepat atau tidak tepat. Itu bunyi pertimbangan Komisi I," ujar Mahfudz.

Sebelumnya, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tubagus Hasanuddin mengatakan akan mempertanyakan pertimbangan dari dicalonkannya Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menjadi Kepala BIN.

Hal tersebut berkaitan dengan tudingan terlibatnya Sutiyoso dalam Kerusuhan 27 Juli 1996 silam. Pada saat itu, Kantor DPP PDIP yang terletak di Jalan Diponegoro No. 58 diserang oleh sejumlah oknum yang diduga tentara. (Baca juga: Kasus Munir Sulit Dipecahkan Bila Sutiyoso Kepala BIN)

Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia, dalam laporan akhir Komnas HAM tentang pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono, bersama dengan Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso dan Alex Widya Siregar dan memutuskan untuk menyerbu kantor DPP PDIP oleh Kodam Jaya.

Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Panglima Daerah Militer Jaya dikabarkan memimpin langsung penyerangan yang saat ini dikenal sebagai tragedi kerusuhan dua puluh tujuh Juli (kuda tuli). (Baca juga: Sutiyoso Diminta Persiapkan Jawaban Soal Insiden 27 Juli 1996) (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER