Islam di Indonesia Kental akan Budaya

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jul 2015 03:16 WIB
Munculnya konflik berlatar belakang agama dalam kurun dua dekade terakhir diakibatkan perubahan situasi politik yang lebih demokratis di Indonesia.
Salat Tarawih. (Reuters/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia --
Direktur Center for The Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Irfan Abubakar menilai konflik dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok beragama sebenarnya punya latar belakang yang rumit. Tak semata agama, konflik dan kekerasan yang mereka timbulkan pun disebabkan unsur lainnya seperti politik dan budaya.

Irfan juga mengatakan, konflik dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok beragama di Indonesia baru terjadi dua dekade belakangan. Hal ini diakibatkan adanya perubahan situasi politik yang lebih demokratis di Indonesia.

"Demokrasi memberi kesempatan dan membuka ruang kebebasan berekspresi yang dibungkam rezim Orde Baru selama 32 tahun," kata Irfan saat ditemui usai peluncuran program Pesantren for Peace di Jakarta, Selasa (30/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan menilai, atas nama kebebasan berekspresi dan berpendapat, orang-orang yang tadinya bungkam kini berbalik menyuarakan aspirasi yang selama ini tidak didengar dan dianggap tidak sesuai dengan nilai yang ada. Akibatnya konflik dan kekerasan berbau agama pun muncul. 
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora di UIN itu mengatakan, menurut survei, mayoritas penduduk Indonesia justru menganut sistem Islam yang moderat. Adanya pengaruh sosial dan budaya yang kuat di tanah air, menyebabkan masih banyak hal yang bisa dinegosiasikan kecuali dalam hal kaidah keagamaan ibadah.

"Survei nasional mengatakan tendensi keislaman di Indonesia mengarah pada politik dan budaya. Di atas 80 persen menganut culture oriented," ujar Irfan.

Hal itu, menurut Irfan yang menyebabkan kondisi umat Islam di Indonesia berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah. "Indonesia bisa berbeda dengan negara Timur Tengah yang mengalami sesuatu yang chaos karena demokrasinya mundur," katanya.

Hal yang sama diungkapkan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat membacakan pidato Menteri Lukman Hakim Saifuddin.

"Idealisme dan perdamaian memiliki makna yang strategis seiring dengan  dinamika politik islam yang memanas. Islam nusantara kembali meneguhkan cinta damai dan anti kekerasan. Dan yang terjadi di Timur Tengah tidak bisa mewakili Islam," kata Kamaruddin.

Kamaruddin juga menyebutkan kalau Islam di nusantara lebih toleran, damai, inklusif, dan akomodatif.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER