Kemenhub Anggap Manajemen Krisis Bandara Soetta Tak Lengkap

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2015 16:49 WIB
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebut SOP manajemen krisis pun seharusnya tidak hanya dimiliki oleh bandara, namun juga para perusahaan maskapai.
Proses pembersihan telah dilakukan petugas keamanan dan kebersihan bandara Soekarno-Hatta di terminal 2E sejak pagi. Hasilnya, sore ini terminal 2E telah dibuka kembali pasca kebakaran. (Detikcom/Rini Friastuti )
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengungkapkan bahwa tiap maskapai dan bandara yang beroperasi harus memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang mengurus tentang manajemen krisis.

"Itu harusnya ada SOP, jadi kalau terjadi krisis apa itu bisa dilakukan. Itu banyak, buku manualnya tebal. Misalnya sistemnya mati, harus ada sistem cadangan, kalau air side-nya sudah, seperti apron, runaway," ujar Jonan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/7).

Sedangkan untuk permasalahan pengelolaan terminal, tempat parkir, dan sebagainya, Jonan menilai bahwa masih banyak bandara yang belum ada penanganan krisisnya, termasuk Bandara Soekarno-Hatta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalaupun toh ada, pasti tidak lengkap," katanya. Padahal, permasalahan terminal menjadi tanggungjawab pengelola bandara, dalam hal ini PT Angkasa Pura II.

Tak hanya bandara, SOP Manajemen Krisis pun, disebut Jonan, juga harus dimiliki oleh perusahaan maskapai penerbangan.

Jonan mengambil contoh ketika Lion mengalami keterlambatan penerbangan besar-besaran. Dia mengaku pada saat itu telah mengharuskan Lion untuk membuat delay management. Tak hanya itu, Jonan juga menginstruksikan Lion agar membuat komitmen tertulis untuk membuat International Organization for Standardization (ISO) soal review operating procedure apabila terjadi keterlambatan penerbangan besar.

"Jadi mereka Januari sudah punya, nanti Garuda Indonesia juga kami minta," kata dia.

Karenanya, sebagai bentuk tindak lanjut kebakaran yang terjadi kemarin, Jonan mengaku akan meminta SOP krisis manajemen kepada Garuda Indonesia selaku maskapai dan PT Angkasa Pura II sebagai pengelola terminal. Menurut dia, sebenarnya sudah menjadi kewajiban kedua pihak untuk memiliki SOP itu.

"Sebenarnya kewajibannya sudah harus ada. Coba tanyakan ke Angkasa Pura dan Kementerian BUMN kenapa selama ini belum ada, sementara aturannya sudah ada. Makanya nanti kami minta dibuatkan SOP," ujar dia. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER