Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, kementeriannya membutuhkan kenaikan anggaran keseluruhan sebesar Rp 120 triliun. Menurut dia, anggaran itu sebagian besar untuk peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Rata-rata (kenaikan) Rp 120-an triliun," ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/7).
Ryamizard berpendapat, anggaran tersebut termasuk ideal karena harga alutsista yang baru sangatlah mahal. Meski demikian, ucap dia, kajian anggaran terus dilakukan karena harus disesuaikan dengan kebutuhan negara yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai pembenahan yang paling krusial terletak pada Angkatan Udara, karena pesawat yang berumur 30 tahun ke atas sudah harus diganti. Sedangkan matra Angkatan Laut belum terlalu membutuhkan pembenahan lantaran kapal yang berusia 30 sampai 40 tahun mesinnya dianggap masih baru.
Total anggaran Kementerian Pertahanan, ungkap Ryamizard, nantinya 40 persen akan digunakan untuk belanja pegawai dan 60 persen dialokasikan untuk peremajaan alutsista. "Ya hampir separuh-separuh belanja dengan pemeliharaan segala macam dihitung juga," kata dia.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan saat ini institusinya memiliki 22 unit pesawat Hercules. Dari total tersebut, pesawat yang paling baru dibuat pada 1980.
"Kami punya semuanya 22 ya. Tadi angkatan 1960-an ada enam, angkatan 1980-an itu ada delapan. Sisanya angkatan 1978," ujar Moeldoko beberapa saat lalu.
Pesawat yang dibuat pada 1980 itulah, ucap Moeldoko, yang merupakan buatan terbaru yang dimiliki Indonesia saat ini. Sementara, yang tertua dibuat tahun 1960, salah satunya adalah Hercules C-130 yang dioperatori oleh TNI Angkatan Udara (AU) dengan nomor registrasi A 1301 yang jatuh kawasan Jalan Letjen Jamin Ginting, Padang Bulan, Kota Medan, Sumatera Utara.
"Jadi Hercules A 1301 yang kemarin itu kondisinya tahun 1960, hanya dipakai oleh Indonesia tahun 1964," kata dia.
(rdk)