Jakarta, CNN Indonesia -- Meski Gunung Raung sedang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 21 Juni lalu, namun Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Raung saat ini belum perlu mengungsi.
BNPB hanya mengatakan, saat ini lokasi yang harus disterilkan adalah lokasi dengan jarak 3 kilometer dari Gunung Raung.
"Radius 3 kilometer tidak boleh ada aktivitas masyarakat dan pendakian. Tapi masyarakat belum perlu mengungsi karena pemukiman itu jaraknya 8 kilometer," kata Sutopo saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain erupsi, saat ini Gunung Raung juga terus mengalami gempa tremor dan dentuman. Suara dentuman yang sangat keras membuat warga di sekitar Gunung Raung pun merasa was-was.
"Suara dentuman sedang hingga keras masih terus terdengar bahkan hingga radius 20 kilometer suara gemuruh masih terdengar oleh masyarakat," ujarnya.
Kerasnya suara gemuruh dan dentuman Gunung Raung, kata Sutopo disebabkan adanya kawah yang sangat dalam dan lubang yang besar di gunung tersebut. Sehingga gema dentuman pun terdengar hingga jauh.
Tak hanya itu, beberapa desa juga mengalami hujan abu, walaupun tidak seberapa besar. Hal ini diakibatkan tinggi asap yang menyembur dari gunung mencapai ketinggian 100-400 meter sehingga menyebabkan abu menyebar.
Kendati kini status Gunung Raung sudah masuk level III (siaga), BNPB mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak perlu khawatir. Sebab, BNPB memperkirakan tidak akan ada erupsi besar dan Gunung Raung tidak akan bernasib sama seperti Gunung Sinabung.
"Belum ada indikasi erupsi besar seperti 1956. Belum ada kenaikan sampai awas. Tidak akan seperti Gunung Sinabung karena tipe letusannya berbeda," kata Sutopo.
Seperti diketahui, Gunung Raung memiliki tipe letusan strombolian yang berarti bahayanya tidak akan meluas. Hal tersebut disebabkan lontaran material pijar yang cukup berat dan sistem kawah Gunung Raung sudah terbuka sehingga tidak ada penumpukan energi yang cukup besar untuk memicu letusan besar.
"Umumnya letusan tidak kuat, namun terus menerus," ujar Sutopo. Tapi, sampai kapan erupsi Gunung Raung ini akan berlangsung, BNPB pun belum dapat memastikannya.
"Belum diperkirakan aktivitas Gunung Raung kapan selesai. Tahun 2012 juga pernah terjadi kenaikan, status siaga level III dan berlangsung beberapa bulan," kata Sutopo.
Hingga saat ini BNPB pun terus memantau kondisi Gunung Raung. Pemantauan akan terus dilakukan, baik itu dari aktivitas seismik maupun pengukuran kualitas udara untuk menentukan penurunan atau kenaikan aktivitas Gunung Raung.
Untuk menangani bencana tersebut, Sutopo mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sekitar wilayah Gunung Raung sudah diterjunkan.
BPBD Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember sedang melakukan penanganan. Mereka sudah membagikan masker dan melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. "Posko dan koordinasi tingkat daerah sudah dilakukan," ujar Sutopo.
(meg)