Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksanaan seleksi tahap dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah selesai dilaksanakan hari ini, Rabu (8/7). Proses penilaian seleksi tahap dua pun akan segera dimulai besok, Kamis (9/7).
Juru bicara pansel KPK Betti Alisjahbana mengatakan makalah yang dibuat oleh para peserta seleksi akan diperiksa oleh 15 orang pembaca (reader) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara. 15 orang tersebut akan terdiri dari berbagai kalangan dan dipastikan bersifat independen.
"Ada akademisi, ahli hukum, dan pegiat korupsi. Mereka akan bekerja dua hari penuh," kata Betti saat ditemui di lokasi tes seleksi. (Baca juga:
Adik Kelas Samad: Orang Sulawesi Diminta Boikot Pansel KPK)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menambahkan independensi dan objektivitas dari para pembaca, Betti mengatakan nama-nama peserta yang tertera di makalah akan dihilangkan. Maka dari itu, para pembaca pun tidak tahu siapa yang menulis makalah yang mereka periksa.
Terkait jumlah yang akan tersaring dari tahap dua kali ini, Betti sebenarnya tidak mau berandai-andai. Namun pansel memiliki target bahwa yang akan lolos kalau bisa di bawah 50 orang, atau maksimal 50 orang.
Sedangkan untuk peluang tiap-tiap orang, Betti menegaskan bahwa semuanya memiliki peluang yang sama untuk lolos ke tahap selanjutnya. Tidak ada satu orang pun yang diberi keistimewaan. (Baca juga:
Seleksi Pimpinan KPK: Johan Budi yang Datang Kepagian)
"Peluang perempuan sama dengan laki-laki, yang terkenal ataupun tidak, berasal dari institusi mana, semuanya sama," kata Betti.
Ditanya soal peluang peserta perempuan, Betti mengatakan sebenarnya pansel KPK berharap ada perempuan yang bisa lolos hingga menjadi pimpinan KPK. Namun sekali lagi dia menegaskan pimpinan KPK tidak akan memberi keistimewaan.
"Kami sih berharap karena akan ada keberagaman tapi kami tak boleh mengistimewakan. Kami cari yang terbaik," ujarnya.
(hel)