Jakarta, CNN Indonesia -- Permukaan beton mulus menyambut perjalanan tim CNN Indonesia di penghujung Tol Cikampek, menjelang gerbang Tol Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat. Tak lama, tambalan aspal 'merusak' kemulusan jalur yang baru dibuka itu.
Tambalan hitam itu terlihat dan tergilas roda mobil beberapa kali dalam rentang beberapa detik. Padahal jalur ini baru dibuka untuk umum pada Juni lalu.
PT Lintas Marga Sedaya (LMS) mulai memberlakukan tarif untuk memasuki jalan Tol Cikopo - Palimanan (Cipali) yang merupakan jalur terpanjang di Indonesia itu pada Jumat, 26 Juni 2015, mulai pukul 00.00 WIB.
Tarif disesuaikan dengan jumlah jarak yang ditempuh dan jenis kendaraan yang digunakan. Untuk menjajal jalur sepanjang 116,75 kilometer itu hingga akhir, kendaraan Golongan I dikenakan tarif Rp 96 ribu, Golongan II Rp 144 ribu, Golongan III Rp 192 ribu, Golongan IV Rp 240 ribu, sedangkan kendaraan Golongan V yang akan lewat diharuskan merogoh kocek hingga Rp 288.500.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang hari raya Idul Fitri, LMS memberikan diskon 25 persen terhadap harga yang telah ditentukan tersebut. Memasuki satu dari 10 loket yang ada di gerbang Tol Cikopo, seorang petugas pengelola mengatakan jalur tersebut sudah sepenuhnya siap dilalui untuk arus mudik.
"Sekarang sudah siap semua, rambu-rambu sudah ditambah,
rest area (tempat istirahat) juga sudah beroperasi semua, ada delapan," katanya.
Tim CNN Indonesia melanjutkan perjalanan. Sepintas, jalan tol ini terlihat sangat muda. Permukaan jalan masih bersih, belum banyak bekas gesekan karet ban di atasnya. Tiang-tiang lampu penerangan, rambu-rambu, maupun plastik oranye pembatas jalan terlihat masih baru.
Memasuki lintasan bebas hambatan itu, tambalan aspal tidak lagi terlihat. Dengan kecepatan rata-rata 90 kilometer per jam, permukaan beton hanya sedikit mengakibatkan goncangan.
Awalnya tidak ada kendala. Namun pada sekitar Kilometer 80, memasuki kawasan Subang, mulai tidak ada lampu yang menerangi jalanan. Tim CNN Indonesia sempat mengalami kendala melalui wilayah ini. Dikelilingi kawasan hutan tanpa penerangan jalan, pengendara praktis hanya bergantung kepada lampu sorot depan mobil.
Karena itu pula, pengendara banyak menggunakan lampu sorot jauh di wilayah ini. Sementara itu, jalur tol tidak memunyai dinding pemisah sehingga lampu jauh dari seberang jalan seringkali menyorot langsung ke mata dan menyilaukan pengemudi.
Ketiadaan pembatas jalan juga bisa berbahaya karena ketika terjadi kecelakaan, mobil bisa menyeberang ke jalur yang berlawanan, mengakibatkan benturan fatal kepala dan kepala.Selain tidak ada pembatas tengah jalan yang memisahkan arus berlawanan, pembatas sisi jalan pun masih 'ompong'.
Pagar-pagar pembatas jalan, lengkap dengan reflektor, memang sudah terpasang di sepanjang jalur. Namun pada beberapa wilayah, kerap terpantau ada beberapa titik yang tidak terhalangi pagar.
Dalam keadaan gelap, pagar dengan reflektor diperlukan pengemudi untuk bisa memperkirakan posisinya relatif dengan tepian jalan. Fasilitas pembatas jalan dan penerangan baru lengkap di wilayah-wilayah sekitar gerbang keluar-masuk tol dan minim di pertengahannya.
Sepanjang jalur, ada tujuh gerbang tol, yakni Cikopo (Kilometer 77), Kalijati (98), Subang (110), Cikedung (138), Kertajati (159), Sumberjaya (175), dan Palimanan (188). Selain kendala-kendala di atas, jalan tol ini juga masih minim fasilitas tempat istirahat (rest area). Seperti yang dikatakan petugas, ada delapan rest area sepanjang jalur, yakni Kilometer 86A, 86B, 101, 102, 164, 166, 130 dan 164.
Namun ketika memasuki Rest Area Kilometer 86A, hanya terlihat beberapa los yang menyediakan makanan. Masih banyak los yang kosong dan belum berpenghuni. Rest area juga terbilang kecil dibandingkan dengan yang ada di jalur Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang).
Rest Area Kilometer 86B yang terlihat di seberang jalan bahkan terpantau lebih sepi. Tidak ada satu pun los beroperasi di sana.
Rest Area Kilometer 102 jauh lebih lengkap dibanding yang sebelumnya. Tempat pengisian bahan bakar sudah dibuka dan beroperasi. Selain itu, beberapa minimarket juga sudah dibuka di sini, beserta sejumlah los penjual makanan seperti yang tampak di rest area sebelumnya.
Hanya saja, di beberapa titik masih banyak pekerjaan konstruksi yang bisa mengganggu kenyamanan. Selebihnya, tidak ada masalah di tempat istirahat ini. Semakin dekat dengan Hari Raya Idul Fitri, semakin banyak pemudik yang menjejali jalan tol ini. Penumpukan kendaraan sempat terjadi hingga 2 KM menjelang exit Tol gerbang Cikopo, Minggu malam (12/7).
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata mengatakan, Tol Cipali mulai padat akibat antusiasme para pengendara untuk mencoba jalur baru.
Menurut Barata, kepadatan yang terjadi di Tol Cipali berbanding terbalik dengan rute tradisional pada arus mudik selama ini, yakni Tol Cikampek hingga Simpang Jomin.
"Tol Cipali karena baru jadi semua orang pada ke sana. Dulu belum mengenal namanya Tol Cipali. Sekarang karena baru, jadi semua tertuju pada hanya satu tol tersebut," ujarnya.
Secara umum Kementerian Perhubungan mencatat, volume mobil pribadi pada arus mudik tahun 2014 sebanyak 1.686.369 juta. Angka ini diprediksi meningkat hingga 5,8 persen pada arus mudik Lebaran tahun 2015.
Sementara itu volume kendaraan roda dua diprediksi naik 7,7 persen dari tahun lalu yang tercatat sebanyak 2.032.343 sepeda motor. Secara keseluruhan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat memprediksi kenaikan volume kendaraan sebesar 7,5 persen pada arus mudik tahun ini.
Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta memerkirakan, kenaikan jumlah pemudik terjadi merata di seluruh moda angkutan mudik. Dishubtrans memprediksi jumlah pemudik dari Jakarta pada tahun ini akan mencapai jumlah 6.532.403 orang. Jumlah pemudik tahun ini diperkirakan meningkat dari jumlah yang ada tahun lalu sebesar 5.750.854 orang.
Jalur tol Cipali merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa yang melintasi lima kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon.
LMS, pemegang konsesi Jalan Tol Cikopo-Palimanan selama 35 tahun, merupakan badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh PT Baskhara Utama Sedaya (45 persen), suatu perusahaan investasi nasional, dan PLUS Expressways International Berhad (55), perusahaan jalan tol terkemuka asal Malaysia.