PGI Minta Komnas HAM Turun Selidiki Kekerasan Tolikara

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 11:01 WIB
Komnas HAM harus turun tangan karena informasi yang masih simpang siur soal penyebab kerusuhan di Tolikara.
Ilustrasi kekerasan di Papua. (REUTERS/Muhammad Yamin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyesalkan aksi pembubaran Salat Idul Fitri dan pembakaran sejumlah bangunan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua kemarin.

Ketua Umum PGI Henriette T Hutabarat mengatakan, kepolisian harus bertindak cepat untuk memulihkan rasa aman di Tolikara. Terjadinya peristiwa tersebut dinilai sebagai cerminan bahwa pemerintah kurang tanggap.

"PGI menyesalkan pemerintah dan aparat keamanan kurang tanggap mengantisipasi kejadian ini," kata Henriette dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu pemerintah diminta mengusut tuntas semua akar masalah di Papua. Namun bukan dengan mengedepankan pendekatan keamanan. Pendekatan sosial budaya dan dialog harus diminta jadi unjung tombak dalam mengurai berbagai masalah di Papua. (Baca juga: Pemerintah Akan Dirikan Lagi Bangunan yang Rusak di Tolikara)

Mengingat informasi yang masih simpang siur, PGI meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk turun tangan. "PGI meminta Komnas HAM segera mengirim tim untuk menginvestigasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan," kata Henriette.

Saat ini di Tolikara tengah dilangsungkan upaya mediasi yang dihadiri langsung oleh para pejabat daerah. Kapolda Papua Inspketur Jenderal Yotje Mende dan Panglima Derah Militer XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Fransen G Siahaan turun langsung ke Distrik Karubaga.

Aksi kekerasan tersebut terjadi kemarin pagi saat Salat Idul Fitri digelar. Puluhan orang datang membubarkan jemaah salat. Setelah jemaah bubar, massa kemudian membakar bangunan kayu yang ada.

Sebanyak 11 orang dari pihak penyerang terluka dalam insiden ini. Ada tiga orang terluka tembak. Mereka terpaksa dilumpuhkan polisi karena tak mengindahkan peringatan petugas untuk menghentikan aksi kekerasan. (Baca juga: Polisi Tembak Tiga Pelaku Penyerangan Salat Ied di Papua)

Penyerangan diduga karena adanya dua kegiatan dari komunitas agama yang berbeda. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, suara pengeras suara menjadi salah satu pemicunya.

Apalagi beberapa hari sebelumnya juga beradar surat pelarangan kegiatan keagamaan dari kelompok tertentu karena ada acara berskala besar oleh kelompok tersebut. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER