Istana Minta Maaf Atas Kerusuhan di Tolikara

Resty Armenia | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 12:09 WIB
Meski kerap terjadi perang suku di kepulauan paling timur Indonesia itu, hubungan antaragama di Papua disebut selalu harmonis.
Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Lenis Kogoya, menyampaikan permintaan maaf terkait pecahnya kerusuhan di Tolikara, Papua, pada saat salat Idul Fitri, Jumat (17/7). "Pengalaman masa lalu, sampai detik ini, Papua tidak pernah terjadi konflik masalah agama. Tidak pernah satupun terjadi konflik antaragama," ujar Lenis dalam konferensi pers di Gedung Sekretariat Negara Sayap Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).

Dalam kesempatan itu, Lenis menyampaikan permohonan maaf atas nama Presiden Jokowi dan Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua kepada seluruh masyarakat muslim di Indonesia, khususnya yang menjadi korban kerusuhan di Tolikara.

Ia mengaku menyesal karena kerusuhan terjadi di hari yang istimewa bagi umat muslim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memperhatikan ini musibah. Kenapa saya katakan musibah? Karena musibah datang tiba-tiba," katanya.

Menurut Lenis, selama ini di Papua tidak pernah terjadi gejolak masalah agama. Pada saat syukuran misalnya, umat Islam dan Kristen justru berdiri dan berdoa bersama-sama.

Maka dari itu, ia berpendapat bahwa kerusuhan ini bukan menjadi ancaman yang perlu dibesar-besarkan, melainkan hanya musibah saja.

"Kalau di sana perang suku biasa. Pengalaman khusus di Tolikara, waktu perang suku, gereja juga dibakar, pendeta juga dibunuh. Kalau emosi sering terjadi itu," ujar Lenis.

Karenanya, Lenis menyimpulkan tidak ada motif sentimen politik, agama, atau lainnya di belakang kejadian ini.

Menurut Lenis, kerusuhan terjadi murni karena kesalahpahaman yang terjadi antara kedua umat yang berbeda agama. (Baca juga : Mediasi Kerusuhan Tolikara, Kapolda-Pangdam Turun ke Lokasi)

"Jadi, ada kongres pemuda GIDI, lalu bersamaan masjid juga dekat. Jadi, didengarlah sinode yang lagi kongres dan merasa terganggu. Seharusnya itu gereja dan tokoh agama duduk bersama difasilitasi supaya tidak terjadi masalah," katanya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER