Polisi Belum Pastikan Ada Penyerang Meninggal di Tolikara

Resty Armenia | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 13:02 WIB
Polisi mengakui telah mengeluarkan tembakan untuk mencegah massa berbuat onar dalam peristiwa penyerangan di Tolikara, Papua.
Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian belum bisa memastikan apakah ada yang tewas dalam peristiwa penyerangan terhadap umat muslim yang sedang salat Idul Fitri di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7). Tapi diakui polisi memang mengeluarkan tembakan. 

Kepala bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patridge Renwarin mengatakan, saat kerusuhan terjadi petugas kepolisian memang mengeluarkan tembakan. Itu, kata dia, dilakukan untuk mencegah massa berbuat onar. (Baca juga: Polisi Tembak Tiga Pelaku Penyerangan Salat Ied di Papua)

Setelah tembakan peringatan tak diindahkan massa, petugas lalu melumpuhkan pelaku penyerangan. Polisi mencatat ada 11 korban luka. Tiga di antaranya luka tembak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari beberapa korban luka, menurut Patridge ada yang dibawa sendiri oleh kelompok mereka. "Kami belum bisa memastikan apakah ada korban tewas atau tidak," katanya.

Insiden kerusuhan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, dikabarkan menyebabkan jatuhnya korban. Satu orang penyerang disebut tewas dalam kejadian tersebut, tapi belum diketahui penyebabnya.

Adanya korban tewas ini disampaikan Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya. Menurut Lenis total ada 12 korban dalam kejadian kemarin. "12 korban luka, lalu ada yang meninggal," kata Lenis di Jakarta, Sabtu (18/7).

Adanya korban tewas ini menurutnya harus diusut tuntas selain kasus perusakan dan pembakaran.

"Kalau memang ada yang salah dihukum, Ini ada yg sudah mati, jadi diproses siapa yang melakukan kekerasan, baik masyarakat atau aparat," kata Lenis yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua ini. (Baca juga: Sentimen Agama, Polisi Hati-hati Selidiki Kerusuhan Tolikara)

Dalam catatan Lenis, selain korban jiwa, ada juga korban materi karena massa yang menyerang membakar kios yang ada. Ada 13 toko dan 13 kios biasa yang terbakar. Kios tersebut berada di pasar tempat di mana komunitas warga Kristen dan Islam bertemu untuk bertransaksi.

Pemerintah menurut Lenis akan membangun kios dan bangunan lain yang terbakar. Termasuk tempat ibadah yang jadi sasaran pembakaran.

Jatuhnya korban juga diungkapkan oleh Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) sewaktu memberikan klarifikasi atas peristiwa itu.

Ketua Umum PGLII Ronny Mandang saat konferensi pers di gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Sabtu (18/7), mengatakan: "Sejauh ini kami mendapatkan informasi ada 12 korban dari GIDI dalam peristiwa ini. Satu orang meninggal dan sisanya luka-luka." (Baca: PGLII Tegaskan Kerusuhan di Tolikara Bukan Konflik Agama)

(sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER