Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia menyebut kasus pembakaran pintu gereja di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin (20/7), tidak melibatkan umat Islam. Ketua MUI Amidan Syahberah mengatakan pembakaran bukan dilakukan oleh umat Islam.
Setelah insiden penyerangan jemaah salat Id dan pembakaran bangunan saat Hari Raya Idul Fitri (17/7) di Tolikara, Papua, kata Amidhan, pihak MUI langsung menyerukan umat Islam agar tidak terprovokasi.
“MUI langsung bikin
statement agar umat Islam tidak terpancing untuk melakukan tindakan pembalasan,” kata Amidan kepada CNN Indonesia, Selasa (21/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai pihak siapa yang melakukan tindakan itu, Amidan mengatakan pihaknya pun kini sedang mencari tahu. “Siapa itu sedang kita teliti,” ucap dia.
MUI pusat, ujar Amidan, juga meminta kepada MUI DIY untuk membentuk suatu tim untuk menelusuri kasus pembakaran tersebut. (Baca:
Pintu Gereja di Bantul Dibakar, Tetangga Muslim Padamkan Api)
Pihak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) juga mensinyalir pembakaran sebuah pintu gereja di Bantul dilakukan oleh pihak ketiga. “Saat ini ada kelompok masyarakat tertentu yang bergerak setelah adanya masalah Tolikara,” kata Jeirry. “Ini dimainkan oleh pihak ketiga,” lanjut Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow kepada CNN Indonesia, Selasa (21/7). (Baca:
Kronologi Warga Padamkan Api di Gereja Bantul)
Gereja Baptis Indonesia Saman, Bantul, DIY, pada Senin (20/7) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari, menjadi sasaran pembakaran. Sebuah ban dalam kondisi terbakar digantung di pintu gereja. Diketahui, ban itu sudah lebih dulu disiram bensin. Api tersebut tak sampai merusak seluruh bagian pintu, apalagi bangunan gereja.
(obs)