Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan telah menerjunkan tim trauma healing ke wilayah Tolikara, Papua, pasca peristiwa rusuh yang terjadi persis di Hari Raya Idul Fitri, Jumat pekan lalu. Tim itu diterjunkan untuk membantu pemulihan warga yang menjadi korban pembakaran tempat hunian dan peribadatan pihak tak bertanggung jawab.
Menurut Khofifah, trauma healing itu ditujukan kepada para ibu dan penduduk lanjut usia. "Tapi berdasarkan laporan tim kami di lapangan, anak-anak paling membutuhkan pemulihan," ujar Khofifah saat ditemui di rumah dinasnya, Jakarta, Senin (20/7).
Khofifah mengatakan pemulihan trauma dilakukan terhadap mereka yang hunian rumah-tokonya terkena dampak pembakaran. Selain mendapat pembekalan edukasi, tim trauma healing juga bertugas menjamin psikologis warga tidak dirundung trauma berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat insiden pembakaran tersebut, sebanyak 63 ruko yang dihuni oleh 38 kepala keluarga mengalami kemandekan aktivitas baik untuk berjualan maupun berkegiatan rutin sehari-hari. Khofifah mengatakan sebanyak 153 jiwa saat ini telah dievakuasi ke dua lokasi penampungan yang terletak tidak jauh dari peristiwa pembakaran.
"Saya besok (Rabu) berencana terbang ke sana untuk memastikan logistik makanan dan fasilitas lainnya aman," ujar dia.
Khofifah menyatakan seluruh unsur instansi dan kelembagaan pemerintah telah menjalin komunikasi secara intensif. Berdasarkan informasi teranyar, kondisi di lapangan telah kembali kondusif dan aman.
"Informasi itu juga sekaligus menjadi sebagian bukti bahwa sekat-sekat itu sudah mencair," ujarnya.
Sebelumnya, pada Jum'at pekan lalu bertepatan pada Idul Fitri, telah terjadi sebuah insiden di Tolikara, Papua. Ketika itu umat islam yang hendak melaksanakan salat ied diserang oleh kelompok tak dikenal. Penyerang kemudian membakar sejumlah bangunan rumah dan kios yang ada di wilayah itu, yang akhirnya merembet ke sebuah musala. Dengan dalih mengamankan situasi, polisi menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jayapura. (Baca juga: Polri Telusuri Dugaan Aktor Intelektual Insiden Tolikara)Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Suharsono menyebutkan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) memang mengeluarkan surat edaran yang melarang umat muslim di Kabupaten Tolikara untuk melakukan aktivitas keagamaan. "Ada edaran pemberitahuan soal menolak kegiatan salat Id," kata Suharsono. Sejauh ini, Polda Papua telah memeriksa 15 saksi yang terdiri atas sembilan warga dan enam anggota polisi yang bertugas saat kejadian. Selain itu, lima saksi lain juga diperiksa untuk mendalami terjadinya tembakan dalam insiden pembubaran paksa jemaat salat Id tersebut. (sip)