Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional menyambut perayaan hari jadi yang ke-17 tahun dengan menggelar beragam lomba, festival, dan kegiatan. Rangkaian kegiatan digelar selama satu bulan penuh dari tanggal 23 Juli hingga tanggal kelahiran PAN, 23 Agustus 2015.
Sejumlah kegiatan yang menjadi andalan partai kelahiran era reformasi itu di antaranya lomba karya tulis, lomba pembuatan film pendek, dan lomba debat politik. Rangkaian lomba itu belum termasuk deretan kegiatan festival lainnya, yang mereka klaim bakal menjadi rangkaian hari ulang tahun monumental.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berharap rangkaian kegiatan tersebut turut dibarengi dengan peserta lomba yang berkualitas. Menurut dia, konsep matang rangkaian acara bakal semakin bermutu jika diisi oleh tokoh-tokoh yang kredibel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya lomba debat politik. Kalau bisa nanti kita bisa melihat Pak Prabowo berdebat sama Mbak Mega," ujar Zulkifli dalam sambutan pembukaan hari jadi PAN ke-17 di Kantor DPP Pusat PAN, Jakarta, Kamis (23/7).
Selain ragam acara, perayaan ulang tahun PAN juga bakal ditandai dengan penancapan bendera PAN di 17 titik wilayah di Indonesia, baik di puncak gunung, perbatasan, dan daerah-daerah penting di tanah khatulistiwa.
"PAN didirikan 17 tahun yang lalu sebagai partai terbuka. Siapapun bisa bergabung dengan kita. Semoga dengan usia yang semakin matang ini, PAN bisa terus mengemban amanay bangsa untuk kemajuan Indonesia," ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.
Sejarah berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN) tak terlepas dari sosok Amien Rais, sang lokomotif gerakan reformasi 1998. Pasca keberhasilan menumbangkan Orde Baru, Amien Rais dan 49 rekan-rekannya yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA) merasa perlu meneruskan cita-cita reformasi dalam wujud sebuah parpol. Jadilah tanggal 23 Agustus 1998, PAN didirikan.
Berdirinya partai matahari terbit ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Amien Rais yang dianggap lokomitif gerakan Reformasi 1998. Amien berhasil menumbangkan Orde Baru dan bersama 49 rekannya di Majelis Amanat Rakyat alias MARA dan meneruskan reformasi melalui PAN.
Pendeklarasian PAN saat itu dihadiri tokoh-tokoh nasional seperti Goenawan Mohammad, Abdilah Toha, Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Alvin Lie Ling Piao, A.M. Fatwa dan lainnya.
(pit)