Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj yakin ada aktor intelektual di balik kerusuhan yang terjadi saat Hari Raya Idul Fitri di Tolikara, Papua. Namun Aqil tak mau mengemukakan dugaan mengenai siapa yang menjadi dalang peristiwa tersebut. (Baca
Kapolri: Ada Lima Warga Asing di Proposal Kegiatan GIDI)
"Saya yakin ada aktor. Tapi soal itu tidak ada sangkut pautnya dengan kami (PBNU). Itu urusan polisi," ujar Aqil di Jakarta.
Rabu malam (22/7), Aqil bertemu Presiden Jokowi dan menyepakati NU bersama-sama pemerintah akan menjaga keamanan terkait dampak peristiwa Tolikara. (Baca juga:
Menteri Tedjo Perintahkan TNI, Polri, BIN, Jaga Rumah Ibadah)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aqil menilai insiden Tolikara sejatinya sudah selesai. Namun ia khawatir di beberapa daerah bakal muncul aksi balas dendam. Ia juga cemas ada pihak yang memprovokasi orang untuk melakukan aksi balasan. (Baca:
Pintu Gereja di Bantul Dibakar, Tetangga Muslim Padamkan Api)
"Saya sudah tekankan kepada khatib solat Jumat untuk tidak menyampaikan khotbah yang bermuatan provokasi," ujar Aqil. (Baca juga
Menko Tedjo: Tolikara Sudah Damai, Hindari Solidaritas Sempit)
Aqil berpendapat permasalahan di Tolikara cukup rumit. Salah satu contoh persoalan tersebut adalah dikeluarkannya Peraturan Daerah yang terkesan eksklusif, seperti Perda pelarangan pendirian tempat ibadah yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang.
Secara terpisah, tokoh muslim Tolikara Ustaz Ali Mukhtar ketika ditemui CNN Indonesia di Tolikara mengatakan seluruh pembangunan tempat ibadah di daerahnya memang harus mendapat persetujuan Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Beberapa waktu lalu, menurut dia, sebuah Gereja Advent dibubarkan dan jemaatnya diminta bergabung dengan GIDI.
Oleh sebab itu, kata Ali, berdirinya musala di Tolikara selama ini sesungguhnya merupakan hal luar biasa. Musala yang ikut terbakar dalam kerusuhan Tolikara itu kini akan dibangun kembali menjadi masjid. (Baca:
Usai Jumatan, Muslim Tolikara Mulai Bangun Musala Terbakar)
Sementara itu, Aqil menyatakan umat Islam khususnya NU sangat menghormati keberagaman agama. Sebagai negara heterogen, ujar Aqil, Indonesia harus mampu hidup berdampingan dengan penganut agama lain.
"Tidak mungkin Islam semua, Kristen semua, Budha semua, dan Konghucu semua. Jadi itu sudah
by design Allah," ujar Aqil.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin Papua sudah kondusif dan aman pasca-tertangkapnya dua tersangka yang diduga menjadi provokator kerusuhan Tolikara. (Baca
Identitas Tersangka Tolikara: Pegawai Bank dan Staf Pemda)
Pemerintah Daerah dan Kementerian Sosial, yang mendapat bantuan dari berbagai pihak, pun sudah mulai membangun kios-kios yang terbakar di Tolikara. (Baca:
Tolikara Banjir Bantuan Sosial, Rehabilitasi Dimulai)
(sip)