Ormas Agama Bertemu Bahas Solusi Potensi Konflik di Indonesia

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Minggu, 26 Jul 2015 11:29 WIB
Menurut Ketua MUI Din Syamsuddin sejauh ini kerukunan agama di Indonesia cukup baik meski sedikit ternodai oleh insiden Tolikara.
Ketua MUI Din Syamsuddin dalam acara halal bihalal lintas agama di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (26/7). (CNN Indonesia/ Rinaldy Sofwan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Association for Religion and Culture (IARC) mengadakan acara halal bihalal dengan organisasi lintas agama di Puri Agung, Hotel Grand Sahid, Jakarta pada Minggu (26/7). Beberapa tokoh seperti Ketua MUI, Din Syamsuddin, dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tampak hadir di acara ini.

Ketua IARC, Paiman Mark, mengatakan acara ini diharapkan bisa membangun hubungan antar agama dan bangsa dan juga mempersatukan umat.

"Semoga acara ini dapat menginspirasi dan memelihara toleransi di Indonesia," kata Paiman, di Pura Agung, Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat pada Minggu (26/7). (Baca Juga: Komnas HAM: Pemda Tak Mampu Hadapi Kelompok Intoleran)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, ketua MUI, Din Syamsuddin mengapresiasi acara lintas agama yang diselenggarakan tersebut. Menurut Din, kerukunan agama merupakan prasyarat bagi kemajuan bangsa. Din mengatakan sejauh ini kerukunan agama di Indonesia cukup baik meskipun sedikit ternodai oleh insiden Tolikara.

"Kami menyadari Indonesia merupakan bangsa majemuk dari bahasa, suku dan budaya. Konflik-konflik besar seperti di awal reformasi sudah selesai," kata Din. (Lihat Juga: Jokowi Dituding Tak Berkomitmen Berantas Kekerasan Agama)

Menurutnya, proses rekonsiliasi di Indonesia juga berjalan dengan baik walaupun sedikit ternodai dengan insiden di Tolikara. "Andai tidak ada toleransi yang kuat mungkin tingkat stabilitas tidak seperti sekarang," ujarnya. 

Din berharap adanya acara ini dapat menghapus potensi konflik yang ada di Indonesia. Acara dimulai pukul 10.30 WIB, dibuka dengan pembacaan Al-Quran, Sambutan Ketua IARC dan Tarian Saman.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras insiden pembakaran musala di Kabupaten Tolikara, papua, hingga mengakibatkan umat Muslim batal menjalankan salat Idul Fitri. Din Syamsuddin mengatakan insiden tersebut merupakan salah satu bukti nyata toleransi beragama di Indonesia masih rendah. (Baca Juga: MUI: Insiden Tolikara Bukti Toleransi Beragama Masih Rendah)

Apalagi, kata Din, tindakan tersebut mengatasnamakan agama dan menyerang kelompok agama lain. "Kita tak perlu berteori banyak, yang jelas ini bentuk ekstrimisme yang nyata. Ini juga bukti toleransi beragama kita masih rendah," kata Din di Jakarta, Ahad (19/7).  (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER