Pansel KPK Heran Masukan Masyarakat Jadi Ajang Raih Dukungan

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Senin, 27 Jul 2015 17:36 WIB
Menurut Ketua Pansel Destry Damayanti, seleksi komisioner KPK tidak berdasarkan banyaknya dukungan yang didapat, namun penilaian yang diberikan.
Ketua Pansel Pimpinan KPK Destry Damayanti (kiri) bersama Juru Bicara Pansel Betti Alisjahbana (kanan) menunjukan daftar 194 nama yang lulus dalam tahap seleksi administrasi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain jadi ajang kampanye hitam pada calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, masukan dari masyarakat juga jadi ajang memobilisasi dukungan pada calon tertentu. Tim Panitia Seleksi Capim KPK akan menerapkan penilaian berimbang terkait masukan masyarakat ini.

Ketua Pansel Destry Damayanti menyatakan masukan dari masyarakat sedianya untuk mengetahui rekam jejak secara menyeluruh seluruh peserta capim KPK. "Buat apa dia (peserta) bagus tapi cacat historical," kata Destry di Pusdiklat Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (27/7).

Adanya mobilisasi dukungan dan kampanye hitam ini membuat Pansel merasa perlu untuk memverifikasi. "Kami coba verifikasi dan kumpulkan. Kami lihat ada buzzernya. Terdaftar nomor telefonnya, tetapi saat kita hubungi tidak tersambung," ujar Destry.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Destry mengaku aneh adanya mobilisasi dukungan pada salah satu calon ini. Pasalnya seleksi komisioner KPK ini tidak berdasarkan pada banyaknya dukungan yang diberikan.

"Ini bukan kompetisi idol yang (berdasarkan) banyak SMS terus menang," ujarnya. (Baca juga: Situs Resmi Pansel KPK Kerap Dihujani Kampanye Hitam)

Selain masukan dari masyarakat, pansel juga melihat jenjang karier peserta, kasus yang pernah ditangani, hingga masalah pribadi seperti jumlah penghasilan dan jumlah istri.

Sementara itu anggota pansel capim KPK Natalia Subagyo menegaskan proses penilaian akan dilakukan secara menyeluruh. Penilaian tidak mengandalkan hanya dari satu hasil tes. Kombinasi antar rangkaian seleksi akan dilihat dan digabungkan dengan masukan dari masyarakat.

"Perlu dicatat, profile assesment penting tapi ini merupakan rangkaian instrumen yg diadakan oleh pansel. Akan diliat secara holistik dari instrumen yang lalu," kata Natalia. (Baca juga: ICW Temukan Penentang Antikorupsi dalam Daftar Capim KPK)

Sebelumnya, Anggota pansel Supra Wimbarti mengatakan faktor psikologi, kondisi fisik dan mental berpengaruh pada hasil profile assessment yang dijalankan oleh para peserta seleksi capim KPK.

"Untuk dua hari full ini, memang pertama sebelum psikologi dan kemampuan-kemampuan khusus untuk pimpinan KPK, kekuatan fisik dan mental dari calon sudah jelas kita lihat. Kedua, kita ingin melihat kemampuan laten atau sifat-sifat karateristik laten termasuk kepribadiannya," ujar Supra.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UGM ini menjelaskan dari hasil profile assessment tersebut pihaknya ingin melihat indikasi klinis atau kepribadian calon, seperti agresivitas terhadap wartawan dan rekan kerja. Selain itu, kerjasama, wawasan kebangsaan, mental, kepribadian, dan kesiapan fisik juga menjadi komponen penilaian. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER