Imbas El Nino, Kebakaran Hutan Kembali Ancam Sumatera

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Minggu, 26 Jul 2015 16:21 WIB
Berdasarkan pantauan satelis Modis pada Minggu (26/7) jumlah hot spot di Sumatera bertambah menjadi 308 titik akibat menguatnya badai El Nino.
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air kearah lahan gambut seluas 8 hektare yang terbakar di Pekanbaru, Riau, Sabtu (27/9). (AntaraFoto/ Rony Muharrman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memperingatkan adanya ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera menyusul meningkatnya jumlah titik hot spot akibat adanya penguatan aktivitas Badai El Nino. 

Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), badai El Nino akan melanda Indonesia hingga bulan November 2015 ini. Akibatnya, awal musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran. 

Menengarai aktivitas El Nino, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan perlu adanya antisipasi dan pencegahan dari pihak pemerintah untuk mengatasi ancaman kebakaran hutan dan lahan. (Lihat Juga: Kekeringan dan Kebakaran Lahan Mengancam Indonesia)


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan hanya fokus pada pemadaman tetapi upaya pencegahan harus ditingkatkan. Kalau tidak, maka kebakaran hutan dan lahan bisa terulang seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Sutopo melalui pernyataan kepada CNN Indonesia, Ahad (26/7). 

Berdasarkan data pemantauan dari satelit Modis (Terra-Aqua) pada Minggu ini, jumlah titik api di wilayah Sumatera mencapai 308 titik, Riau 122 titik, Sumatera Selatan 59 titik, Jambi 58 titik, Bengkulu 10 titik, Sumatera Barat 19 titik, Sumatera Utara 25 titik, Bangka Belitung 9 titik, Kepulauan Riau 1 titik dan Lampung 5 titik. 

Di Riau, titik api tersebar di wilayah Bengkalis (17 titik), Kampar (16 titik), Dumai (7 titik), Kuansing (4 titik), Pelalawan (44 titik), Rohil (5 titik), Rohul (2 titik), Siak (5 titik), Inhil (8 titik) dan Inhu (14 titik). (Baca Juga: BNPB: Gangguan Asap di Riau Bisa Terjadi Sampai Lebaran)

Sutopo mengatakan sejauh ini upaya pemadaman kebakaran hutan terlah dilakukan, baik jalur darat dan udara. Pihak BNPB misalnya, mengerahkan 2 pesawat terbang untuk operasi hujan buatan di Riau dan Sumsel. Selain itu, pihaknya juga telah menyewa helikopter berkapasitas besar untuk pemboman air dan ditempatkan di Riau sebanyak 2 unit, yakni heli Sikorsky dan MI-171, serta di Palembang 1 unit, yaitu heli MI-171. 

"Helikopter ini sekali terbang mampu mengangkut 4.500 liter air untuk water bombing," kata Sutopo. 

Saat ini, pihaknya masih mengusahakan peminjaman pesawat untuk mengatasi hujan buatan di Kalimantan. 

"Kami juga mengharapkan agar kepala daerah dan aparat penegak hukum lebih aktif ke lapangan untuk melakukan pencegahan di daerahnya. Bagaimanapun, pencegahan lebih efektif dari pemadaman," ujar Sutopo. 

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan sedang mempersiapkan langkah pencegahan kebakaran hutan. Ia bersama jajarannya tengah mempersiapkan solusi pemadaman lewat bom air dan juga modifikasi cuaca dikarenakan tidak adanya hujan dalam kurun tiga pekan terakhir di wilayah kemunculan titik panas baru.

"Water bombing, modifikasi cuaca akan kami lakukan," kata Siti. (utd/utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER