Jakarta, CNN Indonesia -- Pilkada serentak yang rencananya digelar pada 9 Desember 2015 nanti ini banyak memberikan catatan baru dalam politik dan demokrasi di Indonesia. Salah satunya adalah, pilkada serentak ini jadi ajang pertaruhan para politikus pusat yang memilih untuk bertarung di daerah alias maju sebagai calon gubernur atau calon bupati dan wali kota.
Politikus pusat adalah mereka yang telah duduk di kursi DPR atau DPD, sementara politikus lokal adalah mereka yang duduk di kursi DPRD I atau II. Fenomena politikus pusat untuk turun dan bertarung di daerah sebenarnya bukanlah fenomena baru. (Baca juga:
Koalisi Acak Pilkada Akibat Demokrasi Tak Terkonsolidasi)
Sebelumnya sudah dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang meninggalkan kursi DPR untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2012 menjadi pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan menang. Karena Jokowi memang pada pemilu presiden kemarin, Ahok kini menjadi gubernur DKI Jakarta. Ahok masuk ke DPR sebagai politikus Golkar, maju pilkada sebagai politikus Gerindra dan kini tak berpartai saat menjadi gubernur DKI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu ada Ganjar Pranowo, politikus PDIP yang kini menjadi gubernur Jawa Tengah. Ganjar sebelum maju di Pilkada Gubernur Jawa Tengah 2013 lalu adalah Ketua Komisi II DPR. Di kalangan Senayan, Ganjar terkenal sebagai politikus muda yang cerdas, pandai bergaul dan berintegritas. Ganjar konsisten urusan partai. Dia maju sebagai politikus dari PDIP sebagai partai asalnya.
Kemudian ada juga juga Abdullah Azwar Anas yang anggota DPR dari Fraksi PKB yang turun bertarung di Pilkada Kabupaten Banyuwangi pada 2010 dan menang. Serupa dengan Ahok, Anas juga maju bupati Banyuwangi tidak lewat PKB. Selama memerintah Banyuwangi, Anas dinilai banyak melakukan terobosan dan kini dia siap bertarung lagi. (Baca juga:
Wagub Djarot Minta E-Voting Diuji Coba Sebelum Diterapkan)
Sementara pada pilkada serentak tahun ini, ada beberapa politikus pusat yang ikut pilkada. Ada nama Saan Mustopa, anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat yang kini maju sebagai calon bupati Karawang. Saan maju tidak diusung oleh Partai Demokrat, tetapi diusung oleh beberapa partai lain, salah satunya Golkar.
Politikus pusat lain yang bertarung di pilkada adalah Olly Dondokambey, politikus PDIP yang menjadi Ketua Komisi XI (Keuangan) DPR. Olly maju sebagai calon gubernur Sulawesi Utara. Dalam pilkada nanti, Olly akan bersaing dengan politikus pusat lainnya, yakni Maya Rumantir. Maya Rumantir bekas penyanyi yang sempat digosipkan dekat dengan Pangeran Cendana, Hutomo Mandala Putra ini adalah anggota DPD dari Sulawesi Utara, tempat di mana dia maju untuk jadi gubernur.
Lalu ada Zairullah Azhar, politikus PKB yang duduk di Komisi VI (energi) DPR. Dia maju sebagai sebagai calon gubernur Kalimantan Selatan. Sebagaimana Olly, Azhar maju pilkada diusung oleh partaiya sendiri, PKB. (Baca juga:
KPU: Kabupaten Bolaang Tak Miliki Calon karena Saling Tunggu)
Motif dan PembuktianMeski bukan hal baru politikus pusat bertarung di daerah, namun pertarungan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Pada pertarungan sebelumnya, para politikus pusat ketika kalah tidak kehilangan segalanya karena mereka masih bisa balik lagi ke pusat.
Sedang pertarungan kali ini, taruhannya lebih besar. Jika politikus pusat itu kalah bertaruh, mereka tidak bisa lagi langsung kembali ke pusat. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) para anggota DPR, DPD yang bertarung di pilkada serentak harus melepaskan jabatannya. Kalau kalah mereka harus berusaha lagi untuk bisa masuk ke Senayan. Putusan MK ini dibuat bersamaan dengan putusannya soal pencabutan bagi keluarga petahana untuk maju. (Baca juga:
KPU Tak Yakin dengan E-Voting untuk Pilkada)
Pertaruhan lebih besar tidak membuat para politikus pusat itu luntur keinginan untuk bertarung di pilkada. Saan Mustopa dalam wawancara dengan sebuah televisi nasional mengaku, dirinya maju sebagai calon bupati Karawang meski tidak diusung partainya sendiri dan rela melepaskan jabatannya di DPR karena dia ingin berkontribusi lebih besar bagi tanah kelahirannya.
“Saya ingin memberikan manfaat yang lebih besar bagi Karawang. Selama menjadi anggota DPR satu periode, saya menilai apa yang saya berikan tidak maksimal untuk Karawang,” katanya. Saan mengaku banyak konstituennya mengeluh jalan yang rusak dan bergelombang di Karawang. Sebagai anggota DPR, dia tidak bisa berbuat banyak. “Ini akan berbeda jika saya di eksekutif. Ini yang mendorong saya maju di pilkada Karawang,” tuturnya. (Baca juga:
BPPT Siap Gunakan Teknologi Penghitungan Akurat untuk Pilkada)
Meski tidak didukung partainya, Saan mengaku sudah memiliki perhitungan dan persiapan yang cukup untuk maju pilkada. Dia mengaku sudah sejak lama membangun jaringan di Karawang, terlebih dia adalah putra daerah. Selain itu, selama menjadi anggota DPR, Saan mengaku telah melakukan investasi sosial dan politik yang cukup di Karawang.
Ahok saat menjadi anggota DPR dulu mengaku dirinya memang tidak cocok di legislatif. Ahok sempat mengatakan bahwa dirinya ingin melakukan perubahan dan itu tidak akan optimal jika dia menjadi anggota DPR. “Kalau ingin melakukan perubahan ya harus jadi pemimpin. Itu pesan bapak saya. Karena saya sudah pernah jadi bupati, maka saya jadi gubernur,” ujar Ahok saat dia masih duduk jadi anggota Komisi II DPR. (Baca juga:
PDIP Bidik Kursi Gubernur dan Wakil di Pilkada 2015)
Para politikus pusat yang bertaruh di daerah sejauh ini menunjukkan kontribusi yang positif. Mereka rata-rata menang dan mampu melakukan perubahan. Ahok misalnya, membuat Jakarta jauh lebih transparan dan banyak melakukan terobosan.
Ganjar pun demikian. Sebagai gubernur dia lebih dekat dengan warganya, mau turun tangan ke lapangan dan kini sedang fokus memperbaiki jalan di Jawa Tengah serta mendorong inisiatif warganya untuk memulai melakukan aksi demi perubahan lebih baik.
Tidak kalah dengan Abdullah Azwar Anas yang telah mulai mampu membuat Banyuwangi sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Indonesia. Semua yang dilakukannya didasarkan pada upaya ke arah wisata yang menjaga alam. (Baca juga:
Sudah 705 Pasangan Calon Kepala Daerah Tercatat di KPU)
Semoga para politikus pusat yang turun bertarung ke daerah bisa memberikan perubahan dan kontribusi besar untuk kemajuan daerahnya masing-masing jika menang.
(hel)