Gus Solah Bantah Ada Permintaan 'Paket' Pimpinan NU

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 16:36 WIB
Sholahuddin Wahid membantah isu yang merebak untuk mengajak Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam dan Asyad Ali sebagai Tanfidz di pencalonannya sebagai ketua NU.
Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (kanan) menggelar konferensi pers terkait isu dirinya mundur dari pencalonan Ketua Umum PBNU di Media Center Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8). (ANTARA FOTO/Syaiful Syarif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Ketua Nahdlatul Ulama (NU), Sholahuddin Wahid alias Gus Sholah membantah adanya rencana 'paket' pencalonan ketua NU. Menurut informasi yang beredar, 'paketan' tersebut akan menempatkan Gus Sholah sebagai ketua NU, Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam dan Asyad Ali sebagai Tanfidz.

"Tidak betul, sama sekali tidak ada," kata Gus Sholah, ketika dihubungi CNN Indonesia pada Selasa (4/8).

Gus Sholah mengatakan dalam proses muktamar NU ke-33 di Jombang, Hasyim Muzadi menginap di rumahnya. Menurutnya, hal tersebut untuk menepis isu yang mengatakan dirinya tidak memiliki hubungan harmonis dengan Hasyim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Hasyim itu nginep di rumah saya," kata Gus Sholah.

Ketika dikonfirmasi mengenai persiapan dan pendapat mengenai empat kandidat lain dalam pencalonan ketua NU, adik dari Presiden Abdurachman Wahid ini mengatakan semuanya mempunyai kesempatan yang sama untuk membangun NU.

"Biasa-biasa saja, semuanya berhak untuk merealisasikan program-progamnya asal jangan merusak citra NU," katanya.

Sebelumnya, beredar nama lima kandidat yang akan maju menjadi ketua NU, diantaranya Sholahuddin Wahid, Said Aqil Sirodj, Muhammad Idrus Ramli, As'ad Said Ali dan Muhammad Adnan. Sementara itu, untuk calon Rais Aam beredar nama KH. Hasyim Muzadi, KH. Maemun Amin, KH. Mustofa Bisri dan KH. Tolhah Hasan.

Ketua Panitia Pengarah Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 Slamet Effendi Yusuf menyebut sudah ada solusi soal ahlul halli wal aqdi yang diributkan peserta Muktamar. Solusi disepakati setelah sejumlah perwakilan wilayah dan cabang serta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bertemu dengan Pejabat Rais Am PBNU Mustofa Bisri.

Secara bahasa, ahlul halli wal aqdi berarti “orang yang berwenang melepaskan dan mengikat.” Disebut “mengikat” karena keputusannya mengikat orang-orang yang mengangkat ahlul halli; dan disebut “melepaskan” karena mereka yang duduk disitu bisa melepaskan dan tidak memilih orang-orang tertentu yang tidak disepakati.

Institusi yang bersifat sementara dan ada hanya pada saat Muktamar ini berwenang menunjuk Rais Am PBNU. Jabatan Rais Am dalam organisasi seperti Dewan Pembina.

Menurut Sekretaris Panitia Muktamar Syahrizal Syarif, dengan ahlul halli wal aqdi, pemilihan Rais Am akan dilangsungkan secara musyawarah untuk mufakat. Namun untuk Ketua Tanfidziyah atau Ketua Umum PBNU tetap dilakukan secara langsung.

Dengan metode pemilihan langsung, satu orang peserta Muktamar punya hak satu suara. Jumlah pemegang suara dalam Muktamar kali ini adalah 546 dari pengurus wilayah dan cabang NU se-Indonesia. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER