Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan pimpinan tertinggi Nadhalatul Ulama disepakati menggunakan metode
ahlul halli wal aqdi. Keputusan ini diambil setelah Komisi Rais Syuriah wilayah melakukan pemungutan suara soal tim formatur pemilih Rais Am ini.
Sekretaris Panitia Muktamar Syahrizal Syarif mengatakan, Komisi Rais Syuriah dibentuk berdasarkan sidang pleno usai Rais Am NU Mustofa Bisri mengambil sikap beberapa hari lalu soal tata tertib sidang yang tak kunjung disepakati.
Setelah bermusyawarah dan tak ditemui titik temu, selanjutnya para kiai dari wilayah ini menggelar voting. Hasilnya dari 496 Rais Syuriah, 252 orang setuju menggunakan formatur untuk memilih Rais Am. Sisanya, 235 orang tiak setuju digunakannya
ahlul halli wal aqdi dalam memilih pimpinan tertinggi NU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Voting ini harus diterima sebagai keputusan yang sah secara hukum," kata Syahrizal kepada CNN Indonesia, Rabu (5/8).
Hasil keputusan ini selanjutnya akan dibawa dalam sidang pleno untuk disahkan bersama hasil sidang komisi yang lain. Jika tak ada permasalahan lagi, selanjutnya akan dipilih sembilan orang kiai untuk menjadi tim pemilih Rais Am. (Baca juga:
Pidato Penuh Haru Gus Mus Pecahkan Kebuntuan Muktamar NU)
Sembilan orang kiai yang dianggap layak memilih Rais Am itu menurut Syahrizal sebagian besar sudah usulkan peserta muktamar dari cabang dan wilayah. "Sebagian peserta dari cabang dan wilayah sudah memasukan nama," kata Syahrizal.Panitia saat ini mencatat ada 39 nama kiai yang memenuhi syarat untuk jadi
ahlul halli wal aqdi. "Paling tidak ini jadi dasar untuk memilih sembilan ulama untuk jadi ahlul halli wal aqdi," katanya.
SIMAK FOKUS:
Kabar dari Dua MuktamarPenggunaan tim formatur untuk memilih Rais Am sempat membuat pembasan tata tertib muktamar buntu. Mustofa Bisri sampai harus turun tangan untuk memutuskan bahwa mekanisme pemilihannya diserahkan pada Rais Syuriah dari seluruh wilayah. Gus Mus, sapaan Mustofa memutuskan hal ini setelah bertemu dengan seluruh Rais Syuriah wilayah dan cabang serta beberapa kiai sepuh. (Baca juga:
Buntu Soal Mekanisme Pemilihan, Pengurus NU Temui Kiai Sepuh)
Rais Am dalam NU adalah orang nomor satu. Meski memegan tampuk pimpinan, Rais Am jarang muncul ke permukaan karena roda organisasi dijalankan oleh Ketua Tanfidziah atau Ketua Umum. Rais Am saat ini dijabat oleh Mustofa Bisri yang menggantikan Sahal Mahfudh yang wafat pada awal tahun lalu. (Baca juga:
Sementara Ketua Umum PBNU saat ini masih dipegang oleh Said Aqil Siroj. Ia kembali mencalonkan diri menjadi Ketua Umum. Beberapa nama disebut siapa bersaing untuk jadi Ketua Umum seperti Salahuddin Wahid, As'ad Ali, Muhammad Adnan, dan Idrus Ramli.
(sur)