Jakarta, CNN Indonesia -- Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali kembali ditutup, akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur. Menurut data dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, penutupan bakal dilakukan sejak pukul 11.00 hingga 17.00 WIB, hari ini.
“Sebaran abu meluas ke Selatan-Tenggara. Jarak terdekat debu vulkanik dari Bandara Ngurai Rai hanya sekitar 18 km. Kondisi demikian menyebabkan bandara Ngurah Rai ditutup sementara,” ujarnya.
Menurut Sutopo, aktivitas Raung tercatat terus mengalami eskalasi dalam lima hari terakhir. Sebaran abu vulkanis dari letusan Gunung Raung masih tebal dan meluas.
(Baca juga: Waspada, Tiga Gunung Api Masih Aktif)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Berdasarkan data PVMBG, tremor masih terjadi terus menerus dengan amplitudo 8-32 mm dominan 31 mm,” katanya.
Aktivitas ini, menurut Sutopo, mengindikasikan suplai magma ke permukaan kawah masih berlangsung. Asap kelabu tebal masih membubung setinggi 1.000 meter ke Selatan-Tenggara, dengan tekanan lemah. “Terlihat cahaya api dan suara gemuruh lemah-sedang. Status Siaga (level 3). Radius 3 km harus kosong dari aktivitas masyarakat,” katanya.
Sementara itu, hujan abu vulkanik terjadi di Kec Songgon, Sempu, Singojuruh, Glenmore, Genteng, Pesanggrahan, dan Kalipuro Kab Banyuwangi. Hari ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi membagikan 4,250 masker kepada masyarakat. “Saat ini Bandara Blimbingsari di Banyuwangi juga masih ditutup,”
(Baca juga: Catatan Bencana di Indonesia Tahun Ini)
Raungan Gunung Raung dan gunung lainnya di Indonesia seperti: Gunung Gamalama di Mauluku Utara, dan Gunung Sinabung (Sumatera Utara) berdampak besar bagi Indonesia. Bukan cuma menorehkan duka bagi penduduk di sekitar dan Indonesia pada umumnya, tapi erupsi tiga gunung ini juga membawa kabar buruk bagi sektor pariwisata daerah wisata sekitarnya, terutama Bali, Lombok, Ternate dan Sumatera Utara.
Abu vulkanik dari letusan gunung-gunung tersebut dianggap Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sangat mengganggu pariwisata. Hal ini disebabkan karena sebaran arah abu vulkanik yang bisa mengganggu penerbangan. Oleh karenanya, mau tak mau bandara yang terkena dampak abu vulkanik harus ditutup. Beberapa bandara yang sempat dibuka-tutup antara lain Bandara Notohadinegoro di Jember dan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Juanda di Surabaya sampai Bandara Ngurah Rai di Bali.
(Baca juga: Kemenpar: Erupsi 3 Gunung Buat Sektor Wisata Rugi 1,4 Triliun)
“Potensi kehilangan devisa dari pariwisata sudah lebih dari Rp 1,4 triliun,” kata M. Iqbal Alamsjah, Ketua Tim Crisis Center Kemenpar sekaligus Kepala Biro Humas Kementerian Pariwisata.
(sip)