Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam sambutan upacara pelantikan 303 pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membahas perihal gratifikasi. Ternyata, bahasan itu bukan serta merta terlintas dari mulut Ahok, tapi dia sengaja menyindir pejabatnya yang menerima gratifikasi.
"Saya itu menyindir mereka. Korupsi kan sudah jelas tidak boleh. Tapi masih ada yang terima amplop-amplop. Itu sebenarnya lebih parah daripada korupsi," kata Ahok ditemui usai acara pelantikan di Balai Kota, Jakarta, Jumat (7/8).
Dia mengatakan, banyak pejabat yang menganggap penerimaan amplop bukanlah sebuah tindakan korupsi. Ahok pun mengaku sudah menerima laporan nama-nama pejabat yang dikabarkan menerima amplop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka selalu otaknya 'kami tidak korupsi', padahal gratifikasi. Ini saya temukan, ini hampir saya pecat, tunggu saja tes berikutnya," ujarnya.
Ahok mengatakan, korupsi yang dilakukan oleh bawahannya itu diterima pada saat sebelum lebaran.
"Dia memang tidak korupsi, tapi bawahannya nyetorin upeti buat lebaran, itu kan gratifikasi," kata Ahok melanjutkan.
Ahok mengungkapkan dirinya mendapat laporan tersebut dari pejabatnya di lingkungan Pemprov DKI. Pejabat yang melakukan gratifikasi merupakan pejabat eselon 2. Sayangnya, Ahok tidak ingin menyebutkan namanya.
"Eselon 2 laporan dari tim anggaran Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) ini, ada juga eselon 2 yang lain, saya tidak enak sebutin yang lain," katanya.
Namun, Ahok percaya tidak semua pejabatnya melakukan hal itu. Menurutnya, masih ada pejabat dan PNS DKI yang bekerja dengan baik dan bersih.
"Saya senang di DKI ini sudah ada pejabat yang melapor. Kalau melapor KPK, akan diselidiki nih siapa yang kasih gratifikasi, nanti pasti 'nyanyi' nih kasihnya ke siapa. Ya sudah tangkapin saja lah, biar bongkar-bongkaran, seru kan," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
(meg)