Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia membuat pemerintah bergerak cepat untuk mengatasinya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hujan buatan pun sudah disiapkan oleh sejumlah kementerian dan lembaga terkait. Dana senilai ratusan miliar rupiah siap digelontorkan oleh pemerintah untuk membikin hujan buatan.
Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Amran Sulaiman menyatakan keputusan untuk menggunakan hujan buatan sudah dikoordinasikan dengan beberapa kementerian dan lembaga lainnya.
"Kami akan lakukan hujan buatan dan semoga dalam satu dua hari ke depan sudah bisa disiapkan dan ditindaklanjuti," ujar Amran saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk bisa memanipulasi hujan tersebut, Kementan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana menjalin kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia. Kerja sama tersebut disalurkan dengan penyediaan pesawat oleh TNI. (Baca:
Pemerintah Bangun Posko Bencana Kekeringan)
Menurut Kepala BNPB, Syamsul Maarif, antisipasi mengenai hujan buatan sudah dipersiapkan sejak dua bulan lalu. Senada dengan Mentan Amran, Syamsul juga berharap agar hujan buatan tersebut bisa dilakukan satu dua hari ke depan.
"Ada dua pesawat Hercules, pesawat Casa 295 dan Casa 212 milik TNI Angkatan Udara, serta satu Casa milik Kementan. Semoga hujan buatan ini juga didukung oleh ketersediaan awan," ujarnya. Untuk pesawat jenis Casa dari TNI AU belum diketahui jumlah persisnya yang bakal dikerahkan. (Baca:
BPPT Bikin Hujan Buatan untuk Guyur Riau)
Tahap pertama pengadaan hujan buatan tersebut, kata Syamsul akan menghabiskan biaya hingga Rp 200 miliar. Sedangkan untuk lokasi diturunkannya hujan, dia mengatakan ada empat tempat utama, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat.
Kekeringan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu ini disebabkan oleh fenomena El Nino atau anomali suhu permukaan laut samudera Pasifik. (Baca:
Dampak El Nino Sudah Diperhitungkan Pemerintah)
Diperkirakan, cadangan air tanah di Indonesia masih bisa digunakan untuk mandi dan minum masyarakat hingga November 2015.
(obs)