Mentan: 15 Persen Tanaman Padi Berpotensi Puso

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 11:57 WIB
Sebanyak 15 persen tanaman padi belum masuk masa panen pada periode September dan Oktober atau pada saat kemarau masih melanda.
Petani di Bekasi, Jawa Barat menunjukan tanaman padinya yang kering karena hujan tak kunjung turun. (Detik.com/Edward Febriyatri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim antisipasi kekeringan tahun ini sudah dilakukan sejak awal tahun ini. Antisipasi dilakukan karena bencana kekeringan yang sejumlah wilayah sudah diprediksi sebelumnya.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyalurkan pompa air ke sejumlah daerah. Sejumlah daerah tersebut dipilih berdasarkan kecocokannya dengan penggunaan pompa.

"Ada 21 ribu pompa yang disalurkan ke Jawa Timur karena ada Bengawan Solo, Jawa Barat karena ada Cimanuk, dan juga ke beberapa daerah yang memiliki sumur dangkal, seperti Nusa Tenggara Timur," kata Amran Sulaiman di Jakarta, Senin (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain membagikan pompa di sejumlah wilayah, hujan buatan juga akan digunakan. Untuk merekayasa cuaca ini, Kementerian Pertanian menurut Amran sudah berkoordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga. (Baca juga: El Nino Menguat, Kepala BMKG Sarankan Warga Hemat Air)

"Kami akan lakukan hujan buatan dan semoga dalam satu dua hari ke depan sudah bisa disiapkan dan ditindaklanjuti," ujar Amran.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan TNI akan dimintai bantuan untuk membuat hujan di kawasan yang dilanda kekeringan ini. Kepala BNPB Syamsul Maarif juga mengatakan sudah menyiapkan hujan buatan ini sejak dua bulan yang lalu.

SIMAK FOKUS: Bencana Hadang Nusantara

Amran melanjutkan, tidak semua lahan pertanian, terutama tanaman padi mengalami kekeringan. Ada 76,3 persen dari 14 juta hektar tanaman padi yang sudah bisa dipanen sebelum terdampak kekeringan.

"Jadi jangan diasumsikan semua kekeringan," ujar Amran.

Namun ia menyebut ada sekitar 15 persen lahan pertanian yang harus benar-benar diperhatikan. Lahan pertanian ini belum masuk masa panen pada periode September hingga Oktober atau saat kemarau masih melanda.

"Karena akhir Oktober kabarnya sudah turun hujan maka yang perlu diperhatikan adalah panen pada September dan Oktober," kata Amran. (Baca juga: Jokowi Minta Fokuskan Penyelamatan Petani dan Nelayan)

Kekeringan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh fenomena El Nino atau anomali suhu permukaan laut samudera Pasifik. Diperkirakan, cadangan air tanah di Indonesia masih bisa digunakan untuk mandi dan minum masyarakat hingga November 2015.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan El Nino akan terjadi pada Agustus hingga Desember. Dampaknya, musim hujan akan datang terlambat. (Baca juga: Kekeringan Tahun Ini Berpotensi Lebih Parah Dibanding 1997)

Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan, hal itu membuat musim kemarau akan lebih panjang dibanding biasanya.

"Daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino 2015 meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Andi di Jakarta, Kamis (30/7) lalu.

Bahkan NTT dan NTB sudah masuk kemarau sejak Maret lalu dan baru akan masuk musim hujan pada November 2015 mendatang. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER