Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia akan melakukan penelitian terkait proses penyediaan bahan pangan menyusul bencana kekeringan yang saat ini melanda Indonesia. Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, ada beberapa pelaku usaha yang melakukan aksi bandel hingga berakibat pada matinya produksi lokal di Indonesia.
Badrodin menyatakan pelaku usaha tersebut melakukan impor saat Indonesia sedang musim panen. Ada salah satu komoditas impor yang pengusahanya mengimpor cukup besar ketika musim panen sehingga produksi dalam negeri mati dan membuat petani tak mau memproduksi lagi," kata Badrodin saat ditemui di Jakarta, Senin (10/8).
Menurut data yang sudah dikumpulkan Polri, hingga saat ini setidaknya ada tujuh perusahaan yang melakukan aksi bandel tersebut. Tujuh perusahaan itu mengincar komoditas perusahaan dalam negeri. (Baca:
Bulog Yakinkan Stok Beras Aman Hingga Akhir Tahun)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan penyelewengan yang dilakukan oleh para pelaku usaha tersebut, Polri akan melakukan penelitian mendalam hingga melakukan pengecekan di tahap kebijakan pemerintah.
Badrodin belum mau berkomentar saat disinggung kemungkinan kesalahan proses tersebut dimulai sejak tahap pengambilan keputusan. Namun dia memastikan jika ada pejabat yang ikut bermain pasti akan dikenakan pidana. “Identifikasi dilakukan sejak dua pekan lalu tapi belum ada yang tertangkap," katanya.
Hingga kini penelitian oleh Polri masih terus dilakukan. Polri pun terus meminta data dari beberapa kementerian untuk lebih mempermudah proses penelitian. (Baca:
Kekeringan Ancam Pasokan Pangan, Mendag Wacanakan Impor Beras)
Kementerian Perdagangan turut menyoroti perihal kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air. Sorotan tersebut dilakukan lantaran kekeringan berkaitan juga dengan ketersediaan bahan pangan, terutama ketersediaan beras.
Terkait dengan ketersediaan bahan pangan, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel enggan mengomentari lebih jauh. Namun begitu, dia menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan pemerintah akan melakukan impor beras.
Gobel mengatakan, opsi melakukan impor menjadi pilihan terakhir jika kondisi pasar terus menurun. Oleh sebab itu, Kemendag dan lembaga lain akan terus menjalin koordinasi terkait masalah itu.
"Kami antisipasi jika yang terjadi adalah kemungkinan terburuk maka kami akan melakukan impor beras dan lainnya," ujar Gobel.
(obs)